Cincalok

Sambal dengan menggunakan cincalok, bawang merah, dan cabai

Cincalok adalah makanan khas Kalimantan Barat dan juga berkembang di Kepulauan Riau berupa udang berukuran kecil yang proses fermentasinya terjadi dengan bantuan mikroba.[1] Salah satu mikroba yang berperan penting adalah kelompok bakteri asam laktat.[1] Makanan ini juga ditemui di daerah Malaka dan termasuk bahan untuk masakan peranakan. Bahan makanan ini digunakan untuk membuat sambal.[2] Di Kepulauan Bangka-Belitung, cincalok disebut pula dengan istilah kecalok.[3]

  1. ^ a b Achmad DI, Nofiani R, Ardiningsih P. 2013. KARAKTERISASI BAKTERI ASAM LAKTAT Lactobacillus sp. RED1 DARI CINCALOK FORMULASI. Pontianak: FMIPA Universitas Tanjungpura.
  2. ^ Hutton W. 2007. The Food of Love: Four Centuries of East-West Cuisine. Singapore: Marshall Cavendish Cuisine.
  3. ^ Kecalok Makanan Khas Bangka dari Fermentasi Udang Rebon yang Enak Tapi Sempat Bikin Warga Keracunan, Tribunnews Bangka. Akses: 07-10-2021.

From Wikipedia, the free encyclopedia · View on Wikipedia

Developed by Tubidy