Abjeksi

Abjeksi (bahasa Inggris: abjection) adalah terminologi psikoanalisis yang digunakan untuk menjelaskan keterpurukan atau degradasi individu dari rasa kebanggaan, kekuasaan, atau kedaulatan ke dalam rasa kehinaan, kenistaan, ketidakberdayaan dan kerendahan derajat.[1] Julia Kristeva menggambarkan abjeksi pada suatu kondisi di mana individu atau masyarakat tenggelam ke dalam jurang (moralitas) yang paling rendah ketika batas-batas moral itu sendiri lenyap (baik-buruk, benar-salah).[2] Konsep abjeksi Kristeva digunakan secara umum dalam menjelaskan narasi budaya populer mengenai horor dan misogini yang dibangun berdasarkan teori psikoanalisis Sigmund Freud dan Jacques Lacan.[3]

Abjeksi adalah konsekuensi proses subjeksi dalam psikoanalisis Lacanian. Julia Kristeva, dan Judith Butler, membawa khazanah abjeksi ke dalam diskusi seputar proses-proses formasi Subjek melalui imposisi atas otoritas kultural simbolik. Bagi Kristeva dan Butler, subjeksi dan abjeksi merupakan hal yang tak terpisahkan. Subjeksi selalu mensyaratkan abjeksi, dan sebaliknya, abjeksi merupakan konsekuensi dari subjeksi. Subjeksi merupakan proses penggambaran batas-batas demarkasi diri Subjek oleh otoritas simbolik, yaitu proses yang dialami diri dalam menjadi Subjek.[4] Otoritas simbolik, dengan demikian, menentukan yang mana subjek dan yang mana bukan subjek; yang mana aku dan bukan aku. Jadi, otoritas simbolik yang memberikan kriteria kejelasan yang menghasilkan dan menundukkan tubuh.[5] Karena mengualifikasi dan mendiskualifikasi tubuh, proses penggambaran kriteria demarkasi Subjek ini mensyaratkan mekanisme inklusi/eksklusi; menginklusi elemen-elemen yang "sah" sebagai subjek dan mengeksklusi elemen-elemen yang "tidak sah" sebagai non-subjek. Eksklusi inilah yang disebut Kristeva sebagai abjeksi, yaitu peoses penyingkiran, penolakan, pembuangan, atau deteriorialisasi secara permanen.[6]

  1. ^ Piliang (2003), hlm. 134-135.
  2. ^ Piliang (2003), hlm. 274.
  3. ^ Fletcher & Benjamin (2012), hlm. 92.
  4. ^ Polimpung (2014), hlm. 70-71.
  5. ^ Polimpung (2014), hlm. 71.
  6. ^ Kristeva (1982), hlm. 2.

From Wikipedia, the free encyclopedia · View on Wikipedia

Developed by Tubidy