Angkatan Laut Kerajaan Britania Raya | |
---|---|
Royal Navy | |
Aktif | 1546 – saat ini |
Negara | Britania Raya |
Tipe unit | Angkatan laut |
Jumlah personel | 34.040 personel reguler (2020)[1] 76 kapal[2] |
Bagian dari | Angkatan Bersenjata Britania Raya |
Markas | Whitehall, London |
Julukan | Senior Service |
Moto | Si vis pacem, para bellum Jika kau mendambakan perdamaian, bersiap-siaplah menghadapi perang |
Himne | Heart of Oak |
Situs web | www |
Tokoh | |
Panglima Tertinggi | Charles III |
Lord High Admiral | Charles III |
First Sea Lord | Laksamana Sir Tony Radakin |
Insignia | |
Bendera | |
Bendera kapal | |
Panji Raja |
Angkatan Laut Kerajaan Britania Raya (Bahasa Inggris: Royal Navy) adalah "dinas senior" dari dinas angkatan bersenjata, yang merupakan tertua dari tiga cabangnya. Dari sekitar 1692 sampai Perang Dunia II, Royal Navy merupakan angkatan laut terbesar dan terkuat di dunia. Angkatan Laut Britania Raya ini telah menolong Britania Raya menjadi sebuah kekuatan militer dominan pada abad ke-19, dan memegan peran penting dalam mepertahankan Imperium Britania. Meskipun Angkatan Laut Kerajaan Britania Raya sekarang ini jauh lebih kecil, ia tetap merupakan angkatan laut terbesar di Uni Eropa, dan merupakan yang paling canggih teknologinya.
Dari pertengahan abad ke-17 hingga abad ke-18, Angkatan Laut Kerajaan Britania Raya bersaing dengan Angkatan Laut Kerajaan Belanda dan kemudian dengan Angkatan Laut Prancis untuk supremasi maritim. Dari pertengahan abad ke-18, itu adalah angkatan laut paling kuat di dunia sampai Perang Dunia II. Royal Navy memainkan peran penting dalam membangun dan mempertahankan Imperium Britania. Karena keunggulan sejarah ini, adalah umum, bahkan di kalangan orang non-Inggris untuk menyebutnya sebagai "Angkatan Laut Kerajaan" tanpa terkecuali. Setelah Perang Dunia I, ukurannya berkurang secara signifikan,[3] meskipun pada awal Perang Dunia II masih merupakan yang terbesar di dunia. Selama Perang Dingin, Angkatan Laut Kerajaan berubah menjadi kekuatan anti-kapal selam, berburu kapal selam Soviet dan sebagian besar aktif di celah GIUK. Setelah runtuhnya Uni Soviet, fokusnya telah kembali ke operasi ekspedisi di seluruh dunia dan tetap menjadi salah satu angkatan laut air biru terkemuka di dunia.[4]