| |||
| |||
Nama | |||
---|---|---|---|
Nama IUPAC | |||
Nama IUPAC (sistematis)
Asam etanoat[5] | |||
Nama lain | |||
Penanda Error in template * unknown parameter name (Template:Chembox Identifiers): "ATC_Supplemental; ATCCode_suffix; ATCCode_prefix" (See parameter list). This message only shows in Pratayang, it will not show after Terbitkan perubahan.
| |||
Model 3D (JSmol)
|
|||
3DMet | {{{3DMet}}} | ||
Singkatan | AcOH | ||
Referensi Beilstein | 506007 | ||
ChEBI | |||
ChEMBL | |||
ChemSpider | |||
DrugBank | |||
Nomor EC | |||
Referensi Gmelin | 1380 | ||
KEGG | |||
MeSH | Acetic+acid | ||
PubChem CID
|
|||
Nomor RTECS | {{{value}}} | ||
UNII | |||
Nomor UN | 2789 | ||
CompTox Dashboard (EPA)
|
|||
| |||
| |||
Sifat | |||
C2H4O2 | |||
Massa molar | 60,05 g·mol−1 | ||
Penampilan | Cairan tak berwarna atau kristal | ||
Bau | Menyengat/Seperti cuka | ||
Densitas | 1,049 g cm−3 | ||
Titik lebur | 289 sampai 290 K | ||
Titik didih | 391 sampai 392 K | ||
Dapat campur | |||
log P | -0,322 | ||
Tekanan uap | 1,5 kPa (20 °C)[6] | ||
Keasaman (pKa) | 4,76[7] | ||
Kebasaan (pKb) | 9,24 (kebasaan ion asetat) | ||
Indeks bias (nD) | 1,371 | ||
Viskositas | 1,22 mPa s | ||
1,74 D | |||
Termokimia | |||
Kapasitas kalor (C) | 123,1 J·K−1·mol−1 | ||
Entropi molar standar (S |
158,0 J·K−1·mol−1 | ||
Entalpi pembentukan standar (ΔfH |
-483,88--483,16 kJ·mol−1 | ||
Entalpi pembakaran standar ΔcH |
-875,50--874.82 kJ·mol−1 | ||
Bahaya Error in template * unknown parameter name (Template:Chembox Hazards): "EUIndex" (See parameter list). This message only shows in Pratayang, it will not show after Terbitkan perubahan.
| |||
Piktogram GHS | |||
Keterangan bahaya GHS | {{{value}}} | ||
H226, H314 | |||
P280, P305+351+338, P310 | |||
Titik nyala | 39 °C (closed cup)[6] | ||
485 °C[6] | |||
Ambang ledakan | 4-16% | ||
Dosis atau konsentrasi letal (LD, LC): | |||
LD50 (dosis median)
|
3,31 g·kg−1, oral (mencit) | ||
LC50 (konsentrasi median)
|
5.620 ppm (tikus, 1 jam) 16.000 ppm (tikus, 4 hr)[9] | ||
Batas imbas kesehatan AS (NIOSH): | |||
PEL (yang diperbolehkan)
|
TWA 10 ppm (25 mg/m3)[8] | ||
REL (yang direkomendasikan)
|
TWA 10 ppm (25 mg/m3) ST 15 ppm (37 mg/m3)[8] | ||
IDLH (langsung berbahaya)
|
50 ppm[8] | ||
Senyawa terkait Error in template * unknown parameter name (Template:Chembox Related): "Function; OtherCpds; OtherFunctn" (See parameter list). This message only shows in Pratayang, it will not show after Terbitkan perubahan.
| |||
Kecuali dinyatakan lain, data di atas berlaku pada suhu dan tekanan standar (25 °C [77 °F], 100 kPa). | |||
verifikasi (apa ini ?) | |||
Referensi | |||
Asam asetat atau asam cuka (bahasa Inggris: ethanoic acid) adalah salah satu senyawa organik yang berada dalam golongan asam alkanoat.[10] Asam asetat pekat (disebut asam asetat glasial) adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku 16,7°C. Asam asetat adalah komponen utama cuka (3–9%) selain air. Asam asetat berasa asam dan berbau menyengat. Selain diproduksi untuk cuka konsumsi rumah tangga, asam asetat juga diproduksi sebagai prekursor untuk senyawa lain seperti polivinil asetat dan selulosa asetat. Meskipun digolongkan sebagai asam lemah, asam asetat pekat bersifat korosif dan dapat menyebabkan iritasi pada kulit.
Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana, setelah asam format. Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH–. Asam asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan baku industri yang penting. Asam asetat digunakan dalam produksi polimer seperti polietilena tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan kain. Dalam industri makanan, asam asetat, dengan kode aditif makanan E260, digunakan sebagai pengatur keasaman. Di rumah tangga, asam asetat encer juga sering digunakan sebagai pelunak air. Sebagai aditif makanan, asam asetat disetujui penggunaannya di banyak negara, termasuk Kanada,[11] Uni Eropa,[12] Amerika Serikat,[13] Australia dan Selandia Baru.[14]
Dalam setahun, kebutuhan dunia akan asam asetat mencapai 6,5 juta ton per tahun. 1,5 juta ton per tahun diperoleh dari hasil daur ulang, sisanya diperoleh dari industri petrokimia, terutama dengan bahan baku metanol.[15] Cuka adalah asam asetat encer, sering kali diproduksi melalui fermentasi dan oksidasi lanjutan etanol.