| |||
| |||
Nama | |||
---|---|---|---|
Nama IUPAC (preferensi)
Acetonitrile[2] | |||
Nama IUPAC (sistematis)
Ethanenitrile[2] | |||
Nama lain | |||
Penanda | |||
Model 3D (JSmol)
|
|||
3DMet | {{{3DMet}}} | ||
Referensi Beilstein | 741857 | ||
ChEBI | |||
ChEMBL | |||
ChemSpider | |||
Nomor EC | |||
Referensi Gmelin | 895 | ||
MeSH | acetonitrile | ||
PubChem CID
|
|||
Nomor RTECS | {{{value}}} | ||
UNII | |||
Nomor UN | 1648 | ||
CompTox Dashboard (EPA)
|
|||
| |||
| |||
Sifat | |||
C2H3N | |||
Massa molar | 41,05 g·mol−1 | ||
Penampilan | Cairan tak berwarna | ||
Densitas | 0.786 g mL−1 | ||
Titik lebur | −46 hingga −44 °C; −51 hingga −47 °F; 227 hingga 229 K | ||
Titik didih | 3.271 hingga 3.279 °C; 5.920 hingga 5.934 °F; 3.544 hingga 3.552 K | ||
Larut | |||
log P | −0.334 | ||
Tekanan uap | 9.71 kPa (at 20.0 °C) | ||
kH | 530 μmol Pa−1 kg−1 | ||
Keasaman (pKa) | 25 | ||
Kebasaan (pKb) | −11 | ||
λmaks | 195 nm | ||
Absorbansi | ≤0.10 | ||
Indeks bias (nD) | 1.344 | ||
Termokimia | |||
Kapasitas kalor (C) | 91.69 J K−1 mol−1 | ||
Entropi molar standar (S |
149.62 J K−1 mol−1 | ||
Entalpi pembentukan standar (ΔfH |
40.16–40.96 kJ mol−1 | ||
Entalpi pembakaran standar ΔcH |
−1256.03–−1256.63 kJ mol−1 | ||
Bahaya | |||
Piktogram GHS | |||
Keterangan bahaya GHS | {{{value}}} | ||
H225, H302, H312, H319, H332 | |||
P210, P280, P305+351+338 | |||
Titik nyala | 20 °C (68 °F; 293 K) | ||
5.230 °C (9.450 °F; 5.500 K) | |||
Ambang ledakan | 4.4–16.0% | ||
Dosis atau konsentrasi letal (LD, LC): | |||
LD50 (dosis median)
|
| ||
LC50 (konsentrasi median)
|
5655 ppm (guinea pig, 4 hr) 2828 ppm (rabbit, 4 hr) 53,000 ppm (rat, 30 min) 7500 ppm (rat, 8 hr) 2693 ppm (mouse, 1 hr)[4] | ||
LCLo (terendah tercatat)
|
16,000 ppm (dog, 4 hr)[4] | ||
Batas imbas kesehatan AS (NIOSH): | |||
PEL (yang diperbolehkan)
|
TWA 40 ppm (70 mg/m3)[3] | ||
REL (yang direkomendasikan)
|
TWA 20 ppm (34 mg/m3)[3] | ||
IDLH (langsung berbahaya)
|
500 ppm[3] | ||
Senyawa terkait | |||
Related alkananitril
|
|||
Senyawa terkait
|
DBNPA | ||
Kecuali dinyatakan lain, data di atas berlaku pada suhu dan tekanan standar (25 °C [77 °F], 100 kPa). | |||
verifikasi (apa ini ?) | |||
Referensi | |||
Asetonitril adalah senyawa kimia dengan rumus CH3CN. Senyawa ini berupa cairan tidak berwarna, merupakan nitril organik yang paling sederhana (hidrogen sianida lebih sederhana, tetapi anion sianida tidak digolongkan sebagai organik). Senyawa ini terutama diproduksi sebagai produk samping dari pembuatan akrilonitril. Senyawa ini digunakan sebagai pelarut polar aprotik dalam sintesis organik dan pemurnian butadiena.[5]
Di laboratorium, senyawa ini ini digunakan sebagai pelarut dengan polaritas medium yang larut dalam air dan pelarut organik, namun tidak pada hidrokarbon jenuh. Senyawa ini memiliki nilai konstanta dielektrik tinggi yaitu 38.8. Dengan momen dipol 3.92 D,[6] asetonitril melarutkan berbagai macam senyawa ion dan nonpolar dan berguna sebagai fase gerak pada HPLC dan LC-MS. Rangka N-C-C linear dengan jarak C-N pendek 1.16 Å.[7]
Asetonitril pertama kali dibuat pada tahun 1847 oleh ahli kimia Prancis Jean-Baptiste Dumas.[8]