BRICS

BRICS
Brasil, Rusia, India, Tiongkok, Afrika Selatan
Brazil, Russia, India, China, South Africa
Pemimpin negara negara BRICS pada tahun 2019, dari kiri ke kanan : Xi Jinping, Vladimir Putin, Jair Bolsonaro, Narendra Modi dan Cyril Ramaphosa
Anggota saat ini

Negara anggota dan tokoh kunci:


 BrasilPresiden Lula da Silva
 RusiaPresiden Vladimir Putin
 IndiaPerdana Menteri Narendra Modi
 TiongkokPresiden Xi Jinping[note 1]
 Afrika Selatan (Ketua 2023)Presiden Cyril Ramaphosa

SingkatanBRICS
Dinamai berdasarkanInisial negara anggota
PendahuluBRIC
Tanggal pendirianSeptember 2006 (September 2006) (Pertemuan Majelis Umum PBB ke-61)
Konferensi Tingkat Tinggi BRIC pertama: 16 June 2009 (16 June 2009)
PendiriMajelis Umum PBB ke-61:
Brasil Celso Amorim
Rusia Sergey Lavrov
India Manmohan Singh
Tiongkok Li Zhaoxing
Rusia Vladimir Putin
Tiongkok Hu Jintao
Pertemuan Anggota BRIC pertama:
Brasil Lula da Silva
Rusia Dmitry Medvedev
India Manmohan Singh
Tiongkok Hu Jintao
Didirikan diMarkas Besar PBB, Kota New York (Pertemuan Majelis Umum PBB ke-61)
Yekaterinburg (Konferensi Tingkat Tinggi BRIC pertama)
TipeOrganisasi antarpemerintah
TujuanKerjasama Ekonomi
Kantor pusatBRICS Tower
Lokasi
BidangHubungan internasional
Jumlah anggota (2022)
5
PendanaanNegara anggota
Nama sebelumnya
BRIC

BRICS (akronim dalam bahasa Inggris dari: Brazil, Russia, India, China, South Africa, disingkat BRICS), merupakan organisasi antarpemerintah yang beranggotakan Brazil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan yang juga merupakan 5 negara berkembang terdepan di dunia. Empat negara pertama yang disebutkan adalah pendiri dari kelompok ini, sedangkan Afrika Selatan baru bergabung di tahun 2010.[1] BRICS dibentuk pada tahun 2001 oleh kepala ekonom Goldman Sachs, Jim O'Neill, dalam sebuah makalah penelitian yang menggarisbawahi potensi pertumbuhan di Brasil, Rusia, India, dan Tiongkok.[2]

Negara-negara anggota BRICS berupaya untuk menciptakan lingkungan internasional yang bersifat damai dan ikut mempromosikan demokrasi serta kesetaraan dalam dunia internasional.[3] Negara anggota BRICS juga memiliki harapan untuk membuat tatanan dunia yang lebih adil dalam aspek ekonomi dan keuangan global yang sampai saat ini masih didomonasi oleh negara maju terlebih Amerika Serikat dan International Monetary Fund (IMF) serta Bank Dunia.[4]

Pada bulan Agustus 2023, pada KTT BRICS ke-15, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa mengumumkan bahwa Argentina, Mesir, Ethiopia, Iran, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab telah diundang untuk bergabung dengan organisasi tersebut, tetapi pemerintah Argentina saat ini diperkirakan akan menolak undangan tersebut.[5]


Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref> untuk kelompok bernama "note", tapi tidak ditemukan tag <references group="note"/> yang berkaitan

  1. ^ "Ethiopia applies to join the BRICS bloc of emerging economies". Aljazeera (dalam bahasa Inggris). 30-06-2023. Diakses tanggal 5 Agustus 2023. 
  2. ^ Acharya, Bhargav (2023-08-22). "What is BRICS, which countries want to join and why?". Reuters. Diakses tanggal 2023-12-21. 
  3. ^ Priangani, Ade (2015). "Perkembangan Brics (Brazil, Russia, India, China and South Africa) Dalam Kancah Ekonomi Politik Global". Jurnal Kebangsaan. 4 (7): 103254. ISSN 2089-5917. 
  4. ^ Priangani, Ade (2015). "Perkembangan Brics (Brazil, Russia, India, China and South Africa) Dalam Kancah Ekonomi Politik Global". Jurnal Kebangsaan. 4 (7): 103254. ISSN 2089-5917. 
  5. ^ "Argentina Won't Join BRICS Bloc Under Milei, Adviser Says". Bloomberg.com (dalam bahasa Inggris). 2023-11-30. Diakses tanggal 2023-12-21. 

From Wikipedia, the free encyclopedia · View on Wikipedia

Developed by Tubidy