Bahan fisil adalah bahan bakar yang mampu mempertahankan reaksi berantai fisi nuklir dengan memanfaatkan energi termal neutron.[1] Perubahan material pada bahan fisil digunakan untuk mengatur reaktivitas, optimasi dan pemuatan bahan bakar dalam teras reaktor nuklir serta menghasilkan bahan selongsong dan air pendingin yang berinteraksi dengan sinar gamma dan neutron.[2]Sebagian besar bahan bakar nuklir mengandung elemen aktinida fisil berat yang mampu menjalani dan mempertahankan fisi nuklir. Tiga isotop fisil yang paling relevan adalah uranium-233 , uranium-235 dan plutonium-239.
Untuk menjadi bahan bakar yang berguna untuk reaksi berantai fisi nuklir, bahan tersebut harus:
Neutron termal[3] | Neutron epitermal | |||||
---|---|---|---|---|---|---|
σF (b) | σγ (b) | % | σF (b) | σγ (b) | % | |
531 | 46 | 8.0% | 233U | 760 | 140 | 16% |
585 | 99 | 14.5% | 235U | 275 | 140 | 34% |
750 | 271 | 26.5% | 239Pu | 300 | 200 | 40% |
1010 | 361 | 26.3% | 241Pu | 570 | 160 | 22% |
Nuklida fisil dalam bahan bakar nuklir meliputi:
Nuklida fisil tidak memiliki peluang 100% mengalami fisi pada penyerapan neutron. Kesempatan tergantung pada nuklida serta energi neutron.