Bahasa Batak Toba (Surat Batak: ᯂᯖ ᯅᯖᯂ᯲ ᯖᯬᯅ, transliterasi: Hata Batak Toba) adalah bahasa yang dituturkan oleh orang-orang Batak Toba di sekitar Danau Toba, Pulau Samosir, dan wilayah Tapanuli bagian utara di Sumatera Utara, Indonesia. Bahasa Batak Toba termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia dan merupakan bagian dari kelompok bahasa-bahasa Batak.
Saat ini diperkirakan terdapat kurang-lebih 2.000.000 orang penutur Bahasa Batak Toba yang tinggal di bagian barat dan selatan Danau Toba. Sistem penulisan bahasa ini dalam sejarahnya pernah menggunakan Surat Batak, tetapi saat ini para penuturnya hampir selalu menggunakan alfabet Latin untuk menuliskannya.
Herman Neubronner van der Tuuk adalah salah seorang pionir awal penelitian atas bahasa Batak Toba, yaitu dalam aktivitasnya menulis Alkitab berbahasa Batak Toba. Bahasa Batak Toba agak lebih mirip dengan bahasa Batak Angkola dan Batak Mandailing, sehingga ketiga etnis ini lebih mudah untuk saling memahami satu sama lain dibandingkan dengan bahasa-bahasa Batak lainnya (Simalungun, Karo, dan Pakpak).[3]
Bahasa Batak Toba tidak hanya digunakan oleh penutur yang tinggal di wilayah Danau Toba, tetapi di daerah lain juga terdapat banyak penggunanya, terlebih orang tua yang tinggal di luar Danau Toba masih menggunakan bahasa tersebut saat berkomunikasi sehari-hari kepada anaknya, sesama suku, dan orang-orang yang memahami bahasa Batak Toba.