Bengawan Solo ꦧꦼꦔꦮꦤ꧀ꦱꦭ | |
---|---|
Peta OpenStreetMap
| |
Lokasi | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Tengah Yogyakarta Jawa Timur |
Ciri-ciri fisik | |
Hulu sungai | |
- lokasi | Lereng Barat Gunung Liman Gunung Lawu Lereng Tenggara Gunung Merbabu Lereng Timur Gunung Merapi |
Gabungan hulu | |
- lokasi | Pelem, Kecamatan Ngawi, Ngawi |
- koordinat | 7°23′17″S 111°27′27″E / 7.387949°S 111.457487°E |
Muara sungai | |
- lokasi | Laut Jawa |
- koordinat | 6°52′38″S 112°33′22″E / 6.877111°S 112.556167°E |
Panjang | 600 km (370 mi)[1] |
Debit air | |
- rata-rata | 684 m3/s (24,155 cu ft/s) |
Daerah Aliran Sungai | |
Sistem sungai | DAS Bengawan Solo (DAS397,33)[2] |
Luas DAS | 16.000 km2 (6.200 sq mi)[1] |
Markah tanah | Fort van den Bosch; Solo Safari Zoo; Taman Makam Pahlawan Kusuma Bhakti; Universitas Surakarta |
Badan air | Waduk Gajah Mungkur |
Jembatan | Jembatan Sembayat; Jembatan Karanggeneng; Jembatan Laren; Jembatan Jl.Nasional Tuban-Babat; Oude Indië Spoorbrug bij Kléwér; Jembatan Kanor - Rengel; Jembatan Kaliketek; Jembatan Lengkung Bojonegoro; Jembatan Padangan; Jembatan Kereta api Solo - Cepu; |
Pengelola DAS & WS | BPDAS Solo[2]; BBWS Bengawan Solo[3] |
Bengawan Solo (bahasa Jawa: ꦧꦼꦔꦮꦤ꧀ꦱꦭ, translit. Bêngawan Sala) adalah sungai terpanjang di pulau Jawa di Indonesia yang mengalirkan air dari daerah aliran sungai (DAS) seluas ±16,100 km2, mulai dari Pegunungan Sewu di sebelah barat-selatan Surakarta ke laut Jawa di utara Surabaya melalui alur sepanjang ±600 km (370 mil).[4]
Terlepas dari pentingnya sebagai jalur air bagi penduduk dan lahan pertanian di bagian timur dan utara pulau Jawa, alur sungai ini juga terkenal di kalangan paleoantropologi. Banyak penemuan sisa-sisa hominid awal (berasal dari 100,00 hingga 1,5 juta tahun yang lalu) telah dilakukan di beberapa situs di lembahnya, terutama di Sangiran, termasuk fosil manusia purba pertama yang ditemukan di luar Eropa, yang disebut dengan tengkorak Manusia Jawa.[5]