Bir pletok | |
---|---|
Sajian | Minuman |
Tempat asal | Indonesia |
Daerah | Jakarta[1] |
Suhu penyajian | Panas atau dingin |
Bahan utama | air, cengkeh, daun pandan, jahe, kapulaga, kayu manis, garam, gula, pala, secang, serai[2] |
Bahan yang umum digunakan | adas, bunga lawang, cabai jawa, daun jeruk purut, jintan hitam, kayu angin, kayu mesoyi, kencur, lada hitam, temu kunci, temu lawak |
Sunting kotak info • L • B |
Bir pletok adalah sejenis minuman penghangat khas masyarakat Betawi. Bahan baku minuman ini utamanya adalah jahe dan secang, serta berbagai macam rempah-rempah lainnya. Pengolahan bir pletok dilakukan dengan cara memilih serta mempersiapkan bahan baku untuk kemudian direbus dan disaring. Sebelum disajikan, bir pletok juga dapat dikocok terlebih dahulu hingga mengeluarkan buih. Warna, aroma, dan rasa bir pletok dapat bervariasi tergantung bahan baku dan cara pengolahannya. Kandungan rempahnya menjadikan bir pletok sebagai minuman yang kaya akan senyawa antioksidatif.
Asal-usul bir pletok sendiri tidak tercatat secara pasti, walaupun minuman ini umumnya dianggap bermula dari keinginan masyarakat Betawi untuk membuat minuman perayaan sebagai tiruan serta tandingan bagi anggur dan bir orang-orang Eropa. Namun, meski menggunakan nama "bir", minuman ini tidak mengandung alkohol dan dapat disertifikasi halal. Bir pletok lazim disuguhkan dalam upacara siklus hidup orang Betawi seperti sunat dan pernikahan, serta di tempat-tempat berorientasi wisata budaya. Minuman ini telah diakui sebagai warisan budaya takbenda Indonesia, serta menjadi salah satu ikon kebudayaan Betawi yang didukung pelestariannya oleh pemerintah Provinsi DKI Jakarta.