Buku ibadat harian (bahasa Latin: horae) adalah buku panduan sembahyang Kristen yang populer pada Abad Pertengahan. Naskah-naskah buku ibadat harian adalah jenis naskah beriluminasi yang paling banyak sintas dari Abad Pertengahan. Sebagaimana semua naskah lain, tiap-tiap naskah buku ibadat harian memiliki keunikan tersendiri, tetapi pada umumnya memuat teks-teks, doa-doa serta ayat-ayat mazmur yang sama, diperindah dengan hiasan-hiasan yang selaras dengan isinya, dan dibuat khusus untuk keperluan devosi, yakni kegiatan sembahyang di luar ibadat berjemaah yang resmi dalam agama Kristen. Banyak buku ibadat harian yang minim iluminasi atau hiasan. Adakalanya cuma huruf pertama pada awal rangkaian ayat mazmur dan doa-doa lain yang diperbesar dan diperindah, tetapi buku-buku ibadat harian yang dibuat atas pesanan para hartawan adakalanya diperindah dengan hiasan yang berlimpah ruah serta halaman-halaman yang khusus memuat miniatur. Lazimnya isi buku ibadat harian ditulis dalam bahasa Latin, tetapi ada banyak pula buku ibadat harian yang seluruh atau sebagian isinya ditulis dalam bahasa-bahasa rakyat Eropa, teristimewa bahasa Belanda. Buku-buku doa harian yang ditulis dalam bahasa Inggris disebut primer. Berlaksa-laksa buku ibadat harian masih lestari sampai sekarang dalam koleksi milik perpustakaan maupun perseorangan di seluruh dunia.
Lazimnya buku ibadat harian adalah bentuk ringkas dari brevir (bahasa Latin: breviarium), yakni buku panduan salat tujuh waktu atau pelaksanaan sembahyang berjemaah sehari-hari di biara-biara. Buku ibadat harian disusun untuk digunakan oleh umat awam yang ingin menerapkan unsur-unsur zuhud ala biara dalam kegiatan sembahyang pribadi sehari-hari. Pelaksanaan ibadat harian biasanya meliputi pendarasan sejumlah rangkaian ayat mazmur dan doa-doa. Sebagian buku ibadat harian juga memuat penanggalan hari-hari besar Gereja, bacaan-bacaan dari keempat Injil sahih, bacaan-bacaan Alkitab untuk perayaan Misa pada hari-hari raya, ofisi singkat Santa Perawan Maria, lima belas mazmur ziarah, tujuh mazmur pertobatan, litani orang kudus, ibadat arwah, dan doa salib.[2]
Sebagian besar buku ibadat harian buatan abad ke-15 memuat doa-doa dasar ini. Permohonan-permohonan kepada Bunda Maria, yakni obsecro te (aku mohon kepadamu) dan o intemerata (wahai Yang Tak Bercela), devosi-devosi yang dilaksanakan ketika perayaan Misa sedang berlangsung, dan renungan-renungan Kisah Sengsara Kristus, sering pula ditambahkan sesuai pesanan.