Rasi bintang | |
Singkatan | Cru |
---|---|
Genitivus | Crucis |
Simbolisme | Salib |
Asensio rekta | 12' |
Deklinasi | -60° |
Luas | 68 derajat persegi (88) |
Bintang lebih terang dari 3.00m | 4 |
Bintang paling terang | Mimosa (β Cru) (1.25m) |
Hujan meteor | Crucids |
Rasi yang berbatasan | Sentaurus Musca |
Terlihat di garis lintang antara +20° dan −90°. Terlihat paling baik pada pukul 21:00 (9 malam) selama bulan Mei. |
Crux (dibaca /kruks/, bahasa Latin untuk salib), adalah rasi bintang terkecil di antara 88 rasi bintang moderen, tetapi juga salah satu yang paling dikenal. Di berbagai belahan bumi, rasi bintang ini umumnya dikenal sebagai Salib Selatan (Southern Cross - berlawanan dengan Cygnus, Salib Utara).
Dalam tradisi Nusantara, rasi bintang ini dikenal luas karena bentuknya yang khas.[1] Orang Jawa maupun Bugis mengenal rasi ini sebagai "gubuk/rumah miring" (bahasa Jawa: Gubug pèncèng, bahasa Bugis: Bola képpang atau Boyang képpang). Di Jawa juga disebut sebagai lintang Lumbung, karena kemunculannya di langit timur di awal malam menandakan saatnya mengisi lumbung (karena bersamaan dengan musim panen rendheng). Nama lain yang dipakai orang Bugis adalah tobalu ("janda", terkait dengan legenda). Orang Bajo di perairan selatan Sulawesi mengenalnya sebagai Lalajah dan menjadi penunjuk arah selatan. Sementara itu, kalangan pelaut Melayu menamakannya buruj Pari (bintang [ikan] pari), karena bentuknya. Rasi ini juga dikenal sebagai bintang layang-layang.
Ketiga sisi rasi ini dikelilingi oleh Sentaurus, bahkan, dalam tradisi Eropa lama, rasi Crux dimasukkan dalam rasi Centaurus. Di sebelah selatannya terdapat rasi Musca, "sang lalat".