Dinasti Saadi السعديون (ar) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1509–1659 | |||||||||
Bendera | |||||||||
Wilayah Dinasti Saadi pada era kekuasaan Ahmad al-Mansur | |||||||||
Ibu kota | Marrakech | ||||||||
Bahasa yang umum digunakan | Bahasa Arab, Berber , Mozarabik, Ibrani, Ladino | ||||||||
Agama | Islam Sunni, Katolik Roma, Yahudi, Ibadi, Sufism | ||||||||
Pemerintahan | Monarki | ||||||||
Sultan | |||||||||
Sejarah | |||||||||
• Didirikan | 1509 | ||||||||
• Dibubarkan | 1659 | ||||||||
| |||||||||
Dinasti Saadi (Arabic: سعديون) (sebelumnya bernama Bani Zaydan) dimulai pada era kekuasaan Sultan Mohammed ash-Sheikh tahun 1554. Dari tahun 1509 hingga 1554, Dinasti Saadi hanya menguasai Maroko Selatan. Era kekuasaan dinasti ini berakhir pada tahun 1659 dengan berakhirnya era kekuasaan Sultan Ahmad el Abbas.
Keluarga Saadī mengklaim sebagai keturunan Nabi Muhammad melalui garis Ali bin Abi Talib dan Fatima Zahra.
Sultan Saadi yang paling terkenal adalah Ahmad al-Mansur (1578–1603), yang telah membangun Istana El Badi di Marrakech. Salah satu keberhasilannya adalah mengalahkan tentara Portugal pada Pertempuran Ksar El Kebir dan melindungi negara dan Kesultanan Utsmaniyah.