Djohan Effendi | |
---|---|
Menteri Sekretaris Negara Republik Indonesia Ke-11 | |
Masa jabatan 29 Mei 2000 – 23 Juli 2001 | |
Presiden | Abdurrahman Wahid |
Informasi pribadi | |
Lahir | Kandangan, Hindia Belanda | 1 Oktober 1939
Meninggal | 17 November 2017 Geelong, Victoria | (umur 78)
Kebangsaan | Indonesia |
Almamater | IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta |
Sunting kotak info • L • B |
Djohan Effendi (1 Oktober 1939 – 17 November 2017) adalah menteri sekretariat negara Kabinet Persatuan Nasional era presiden Abdurrahman Wahid.[1] Sebelumnya ia merupakan Staf Khusus Sekretaris Negara/Penulis Pidato Presiden Soeharto (1978-1995) dan ia telah menulis ratusan pidato untuk Presiden Soeharto.
Ia dikenal sebagai pembela kelompok Ahmadiyah dan senior di kalangan aktivis liberal. Namanya masuk dalam buku “50 Tokoh Liberal di Indonesia” untuk kategori pionir atau pelopor gerakan liberal bersama dengan Nurcholis Madjid dan Abdurrahman Wahid. Bagi Djohan, Ahmadiyah mempunyai hak yang sama dalam menjalankan keyakinannya di Indonesia.[2]
Ia dikenal sebagai sebagai pemikir Islam inklusif yang sangat liberal. Dalam memahami agama, Djohan sampai pada kesimpulan: "pada setiap agama terdapat kebenaran yang bisa diambil." Karena itu, ia sangat prihatin pada segala bentuk pertetangan yang mengatasnamakan agama. Karier Djohan sebagai penulis pidato Presiden tamat ketika ia "nekat" mendampingi K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) berkunjung ke Israel, 1994. Kunjungan itu ditentang keras oleh sejumlah kelompok Islam. Bahkan, Moerdiono, Sekretaris Negara saat itu, juga ikut menyesalkannya.[3]
Ketika Abdurrahman Wahid menjabat sebagai presiden, ia diangkat sebagai Menteri Sekretaris Negara.