दुःशासन | |
---|---|
Tokoh Mahabharata | |
Nama | Dursasana |
Ejaan Dewanagari | दुःशासन |
Ejaan IAST | Duḥśāsana |
Kitab referensi | Mahabharata |
Asal | Hastinapura, Kerajaan Kuru |
Kediaman | Hastinapura |
Kasta | kesatria |
Dinasti | Kuru |
Ayah | Dretarastra |
Ibu | Gandari |
Dursasana atau Duhsasana (Dewanagari: दुःशासन; IAST: Duḥśāsana ) adalah tokoh antagonis dalam wiracarita Mahabharata. Ia merupakan adik Duryodana, pemimpin para Korawa, putra Raja Drestarasta dengan Dewi Gandari. Ia dikenal sebagai Korawa yang nomor dua di antara seratus Korawa.
Tokoh ini mendapat peran signifikan dalam Sabhaparwa (kitab kedua Mahabharata), yang mengisahkan permainan dadu antara lima Pandawa melawan seratus Korawa. Dropadi, istri para Pandawa menjadi budak para Korawa setelah dipertaruhkan dalam permainan tersebut. Merasa sebagai pemilik budak, Dursasana berusaha melucuti pakaian Dropadi secara paksa, tetapi tidak berhasil berkat pertolongan Kresna. Peristiwa itu memperkeruh permusuhannya dengan Bima. Pada akhirnya, ia dibunuh oleh Bima dalam perang di Kurukshetra pada hari ke-16.
Dalam pewayangan Jawa, Dursasana memiliki seorang istri bernama Dewi Candramukiwati, dan seorang putra yang kesaktiannya melebihi dirinya, bernama Dursala. Ia digambarkan sebagai wayang dengan tubuh yang gagah, bermulut lebar, dan mempunyai sifat sombong, suka bertindak sewenang-wenang, gemar menggoda wanita, dan senang menghina orang lain.
Nama Duhsasana terdiri dari dua kata Sanskerta, yaitu duh dan śāsana. Secara harfiah, kata Dusśāsana memiliki arti "sulit untuk dikuasai" atau "sulit untuk diatasi".