GSK plc

GSK plc
Sebelumnya
GlaxoSmithKline (2000–2022)
Perusahaan publik
Kode emitenLSE: GSK
NYSE: GSK
Komponen FTSE 100
IndustriFarmasi
Bioteknologi
Barang konsumen
Pendahulu
  • Glaxo Wellcome
  • SmithKline Beecham
DidirikanDesember 2000 (2000-12)
Kantor pusatLondon, Inggris, Britania Raya
Wilayah operasi
Seluruh dunia
Tokoh kunci
Jonathan Symonds (Chairman)
Emma Walmsley (CEO)
ProdukFarmasi, vaksin, perawatan kesehatan mulut, produk nutrisional, obat bebas
PendapatanKenaikan GB£34.099 milyar[1] (2020)
Kenaikan GB£7,783 milyar[1] (2020)
Kenaikan GB£5,749 milyar[1] (2020)
Total asetKenaikan GB£80,431 milyar[1] (2020)
Total ekuitasKenaikan GB£20,808 milyar[1] (2020)
Karyawan
99.437 (2019)
Anak usaha
Situs webwww.gsk.com Sunting ini di Wikidata

GSK plc, sebelumnya bernama GlaxoSmithKline plc, adalah sebuah perusahaan farmasi multinasional yang berkantor pusat di London, Inggris.[2] Didirikan pada tahun 2000 melalui penggabungan Glaxo Wellcome dan SmithKline Beecham, GSK adalah perusahaan farmasi terbesar keenam di dunia menurut Forbes hingga tahun 2019, setelah Pfizer, Novartis, Roche, Sanofi, dan Merck & Co.[n 1][3] GSK adalah perusahaan farmasi terbesar kesepuluh dan menempati peringkat ke-296 dalam daftar Fortune 500 tahun 2019, di bawah China Resources, Johnson & Johnson, Roche, Sinopharm, Pfizer, Novartis, Bayer, Merck, dan Sanofi.[4]

Saham perusahaan ini diperdagangkan di Bursa Saham London dan merupakan komponen dari Indeks FTSE 100. Hingga August 2016, perusahaan ini memiliki kapitalisasi pasar sebesar £81 milyar (sekitar US$107 milyar), terbesar keempat di Bursa Saham London.[5] Saham perusahaan ini juga diperdagangkan di Bursa Saham New York.

Perusahaan ini mengembangkan vaksin malaria pertama, RTS,S, yang mereka katakan pada tahun 2014 akan dijual dengan harga lima persen di atas biaya produksi.[6] Sejumlah produk yang dikembangkan oleh GSK pun masuk dalam Daftar Obat Esensial Organisasi Kesehatan Dunia, seperti amoksisilin, merkaptopurin, pirimetamin, dan zidovudin.[7]

Pada tahun 2012, GSK terbukti bersalah mempromosikan obat untuk tujuan yang tidak disetujui, gagal melaporkan data keselamatan, dan menyuap dokter di Amerika Serikat, sehingga setuju membayar uang damai sebesar US$3 milyar (£1,9 milyar). Kasus tersebut adalah penipuan perawatan kesehatan terbesar pada saat itu dan merupakan perdamaian terbesar oleh sebuah produsen obat.[8]

Di Indonesia, GSK beroperasi dengan nama PT Glaxo Wellcome Indonesia.

  1. ^ a b c d e "Full year and fourth quarter 2020" (PDF). GlaxoSmithKline. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2023-07-26. Diakses tanggal 4 February 2021. 
  2. ^ "GlaxoSmithKline on the Forbes Top Multinational Performers List". Forbes. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-26. Diakses tanggal 11 December 2017. 
  3. ^ "The World's Largest Public Companies 2019 ranking". Forbes. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-10-02. Diakses tanggal 12 March 2020. 
  4. ^ "Global 500". Fortune. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-05-02. Diakses tanggal 16 March 2020. 
  5. ^ "FTSE All-Share Index Ranking". stockchallenge.co.uk. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-03-10. Diakses tanggal 2021-07-16. 
  6. ^ Plumridge, Hester (24 July 2014). "Glaxo Files Its Entry in Race for a Malaria Vaccine"Perlu langganan berbayar. The Wall Street Journal. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-10-20. Diakses tanggal 2021-07-16. 

    Lorenzetti, Laura (24 July 2014). "GlaxoSmithKline seeks approval on first-ever malaria vaccine". Fortune. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-04-25. Diakses tanggal 2021-07-16. 

  7. ^ World Health Organization (2019). World Health Organization model list of essential medicines: 21st list 2019. Geneva: World Health Organization. hdl:10665/325771alt=Dapat diakses gratis. WHO/MVP/EMP/IAU/2019.06. License: CC BY-NC-SA 3.0 IGO. 
  8. ^ "GlaxoSmithKline to Plead Guilty and Pay $3 Billion to Resolve Fraud Allegations and Failure to Report Safety Data" Diarsipkan 2014-09-09 di Wayback Machine., United States Department of Justice, 2 July 2012.
    Katie Thomas and Michael S. Schmidt, "Glaxo Agrees to Pay $3 Billion in Fraud Settlement" Diarsipkan 2017-03-02 di Wayback Machine., The New York Times, 2 July 2012.

    Simon Neville, "GlaxoSmithKline fined $3bn after bribing doctors to increase drugs sales" Diarsipkan 2014-09-09 di Wayback Machine., The Guardian, 3 July 2012.


Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref> untuk kelompok bernama "n", tapi tidak ditemukan tag <references group="n"/> yang berkaitan


From Wikipedia, the free encyclopedia · View on Wikipedia

Developed by Tubidy