Bahasa Latin: Ecclesia Latina (Ecclesia Catholica Romana) | |
Jenis | Gereja partikular (sui iuris) |
---|---|
Penggolongan | Katolik |
Orientasi | Kristen Barat |
Kitab suci | Alkitab Vulgata |
Teologi | Teologi Katolik |
Bentuk pemerintahan | Keuskupan[1] |
Badan pemerintahan | Takhta Suci |
Sri Paus | Fransiskus |
Wilayah | Terutama di Eropa Barat, Eropa Tengah, Benua Amerika, Filipina, beberapa tempat di Benua Afrika, Madagaskar, Oseania, beserta sejumlah konferensi waligereja di seluruh dunia |
Bahasa | Bahasa Latin Gereja |
Liturgi | Ritus-ritus liturgi Latin |
Kantor pusat | Basilika Agung Santo Yohanes Lateran, Roma, Italia |
Pendiri | Rasul Petrus dan Rasul Paulus |
Didirikan | Abad pertama Masehi di Roma, Kekaisaran Romawi |
Pecahan |
|
Umat | 1,311 miliar (2018)[2] |
Nama lain |
|
Situs web resmi | Takhta Suci |
Bagian dari seri Gereja Katolik tentang |
Gereja partikular sui iuris |
---|
Gereja-Gereja partikular berikut dikelompokkan menurut ritus liturgi |
Ritus liturgi Latin |
Ritus Aleksandria |
Ritus Armenia |
Ritus Bizantin |
Ritus Suriah Timur |
Ritus Suriah Barat |
Gereja-Gereja Katolik Timur Portal Kristen |
Gereja Latin (bahasa Latin: Ecclesia Latina), yang juga disebut Gereja Katolik Roma (bahasa Latin: Ecclesia Catholica Romana) atau Gereja Barat (bahasa Latin: Ecclesia Occidentalis),[N 1] adalah Gereja partikular sui iuris terbesar di dalam Gereja Katolik. Dari generasi ke generasi, Gereja ini menggunakan berbagai macam ritus liturgi Latin, yang pada praktiknya kerap diterjemahkan ke dalam bahasa sehari-hari sejak pertengahan abad ke-20. Gereja Latin hanyalah salah satu di antara dua puluh empat Gereja partikular sui iuris di dalam Gereja Katolik. Dua puluh tiga Gereja partikular sui iuris lainnya jamak disebut Gereja-Gereja Katolik Timur. Kepala Gereja Latin adalah Uskup Roma, yakni Sri Paus, yang pernah dan dalam konteks tertentu masih digelari Batrik Barat, dan yang ber-cathedra selaku uskup di Basilika Agung Santo Yohanes Lateran di kota Roma, Italia.
Gereja Katolik mengajarkan bahwa uskup-uskupnya adalah para pengganti rasul-rasul Yesus Kristus, dan bahwasanya Sri Paus adalah pengganti Petrus, rasul yang beroleh anugerah keutamaan dari Yesus Kristus.[3] Di dalam keesaan hakiki budaya dan teologi Gereja Latin, berkembang tradisi-tradisi lokal pada Abad Kuno, seperti yang dicontohkan oleh keberagaman metodologi teologis dari keempat Pujangga Gereja Latin, tokoh-tokoh besar yang hidup pada kurun waktu antara abad ke-2 sampai abad ke-7 di kawasan yang mencakup Afrika Utara dan Palestina.
Sehubungan dengan bentuk liturgi, ada bermacam-macam tradisi ritus liturgi Latin. Beberapa di antaranya sudah diamalkan sejak Abad Kuno, dan yang paling menonjol adalah Ritus Romawi. Ritus-ritus lain di dalam rumpun ritus liturgi Latin yang juga cukup menonjol dan masih diamalkan sampai sekarang adalah Ritus Muzarabi, Ritus Ambrosian, dan Ritus Kartusian. Ritus Muzarabi masih diamalkan secara terbatas di Spanyol, Ritus Ambrosian berpusat di Keuskupan Agung Milan dan secara lahiriah sangat mirip dengan Ritus Romawi kendati tidak sama muatannya, sementara Ritus Kartusian yang hanya diamalkan di lingkungan tarekat Kartusian juga sepintas mirip dengan Ritus Romawi tetapi mengandung unsur-unsur khusus yang erat kaitannya dengan cara hidup tarekat Kartusian. Dulu pernah ada ritus liturgi Latin yang dinamakan Ritus Galikan karena diamalkan di Galia atau negeri orang Peranggi. Ritus Galikan merupakan hasil perpaduan beragam bentuk tata ibadat, dan struktur umumnya tidak jauh berbeda dengan Ritus Muzarabi. Meskipun demikian, Ritus Galikan tidak pernah dikodifikasi menjadi sebuah tatanan baku, akibatnya sejak abad ke-7 ritus ini perlahan-lahan terinfiltrasi sehingga banyak unsur aslinya tergantikan dengan teks-teks dan bentuk-bentuk liturgis yang bersumber dari Keuskupan Roma. Sejumlah "ritus" lain yang dulu diamalkan di lingkungan tarekat-tarekat religius dan di kota-kota penting sesungguhnya adalah varian-varian dari Ritus Romawi. Hampir semuanya tidak lagi diamalkan sekarang ini, kendati ada usaha-usaha untuk menghidupkan kembali beberapa di antaranya.
Gereja Latin bersatu secara paripurna dengan golongan umat Kristen yang kini disebut Gereja Ortodoks Timur sampai dengan terjadinya skisma Timur-Barat antara Roma dan Konstantinopel pada tahun 1054. Sejak saat itu, tetapi juga sebelum itu, umat Kristen Barat lazim disebut umat Latin, kebalikan dari umat Yunani. Sebagai reaksi terhadap perang-perang penaklukan yang dilancarkan bangsa Arab Islam, umat Kristen Barat melancarkan perang-perang Salib sejak tahun 1095 sampai 1291 demi melindungi umat Kristen di Tanah Suci berikut harta benda mereka dari kezaliman. Dalam jangka panjang, para pejuang Perang Salib tidak berhasil menegakkan kembali kedaulatan politik maupun kedaulatan militer Kristen di Palestina yang tak kunjung merdeka dari daulat Islam, sama seperti bekas kawasan Kristen Afrika Utara dan seantero Timur Tengah. Nama keuskupan-keuskupan yang dulu eksis di kawasan-kawasan tersebut masih dipakai Gereja Katolik sebagai nama keuskupan-keuskupan tituler tanpa pandang ritus.
Perpecahan di antara "umat Latin" dan "umat Yunani" tidak merembet ke seluruh Gereja tradisional, karena menyisakan kelompok-kelompok umat Kristen Timur yang disebut Gereja-Gereja Katolik Timur. Beberapa di antaranya menganut tradisi liturgis Bizantin, sementara selebihnya menganut tradisi-tradisi liturgis yang sama dengan tradisi-tradisi liturgis Gereja-Gereja Ortodoks Oriental, yakni tradisi liturgis Suryani, tradisi liturgis Armenia, dan tradisi liturgis Koptik.
Gereja Latin mulai melancarkan misi pewartaan Injil ke Amerika Latin pada paruh awal Zaman Modern, dan ke Afrika Sub-Sahara serta Asia Timur pada paruh akhir Zaman Modern. Gerakan Reformasi Protestan pada abad ke-16 melahirkan Protestantisme yang memecah-belah umat Kristen Barat. Kelompok-kelompok pecahan tidak hanya terdiri atas golongan-golongan Kristen Protestan yang menyempal dari Gereja Latin, tetapi juga golongan-golongan kecil Katolik Mandiri yang baru menyempal pada abad ke-19.
Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref>
untuk kelompok bernama "N", tapi tidak ditemukan tag <references group="N"/>
yang berkaitan