α-D-glukopiranosa (chair form)
| |
Gambaran proyeksi Haworth struktur glukosa (α-D-glukopiranosa)
| |
Proyeksi Fischer dari D-glukosa
| |
Nama | |
---|---|
Nama IUPAC (preferensi)
D-Glukosa | |
Nama IUPAC (sistematis)
(2R,3S,4R,5R)-2,3,4,5,6-Pentahydroxyhexanal | |
Nama lain
Gula darah
Dekstrosa Gula jagung D-Glukosa Gula anggur | |
Penanda Error in template * unknown parameter name (Template:Chembox Identifiers): "ATC_Supplemental; ATCCode_suffix; ATCCode_prefix" (See parameter list). This message only shows in Pratayang, it will not show after Terbitkan perubahan.
| |
Model 3D (JSmol)
|
|
3DMet | {{{3DMet}}} |
Singkatan | Glc |
Referensi Beilstein | 1281604 |
ChEBI | |
ChEMBL | |
ChemSpider | |
Nomor EC | |
Referensi Gmelin | 83256 |
KEGG | |
MeSH | Glucose |
PubChem CID
|
|
Nomor RTECS | {{{value}}} |
UNII | |
| |
| |
Sifat Error in template * unknown parameter name (Template:Chembox Properties): "Dipole moment" (See parameter list). This message only shows in Pratayang, it will not show after Terbitkan perubahan.
| |
C6H12O6 | |
Massa molar | 180,16 g·mol−1 |
Penampilan | Bubuk putih |
Densitas | 1.54 g/cm3 |
Titik lebur | α-D-glukosa: 146 °C β-D-glukosa: 150 °C (302 °F; 423 K) |
909 g/1 L (25 °C (77 °F)) | |
Termokimia | |
Kapasitas kalor (C) | 218.6 J K−1 mol−1[1] |
Entropi molar standar (S |
209.2 J K−1 mol−1[1] |
Entalpi pembentukan standar (ΔfH |
−1271 kJ/mol [2] |
Entalpi pembakaran standar ΔcH |
−2805 kJ/mol |
Bahaya | |
Lembar data keselamatan | ICSC 0865 |
Kecuali dinyatakan lain, data di atas berlaku pada suhu dan tekanan standar (25 °C [77 °F], 100 kPa). | |
verifikasi (apa ini ?) | |
Referensi | |
Glukosa, suatu gula monosakarida, adalah salah satu karbohidrat terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan. Glukosa merupakan salah satu hasil utama fotosintesis dan awal bagi respirasi. Bentuk alami (D-glukosa) disebut juga dekstrosa, terutama pada industri pangan.
Glukosa (C6H12O6, berat molekul 180.18) adalah heksosa—monosakarida yang mengandung enam atom karbon. Glukosa merupakan aldehida (mengandung gugus -CHO). Lima karbon dan satu oksigennya membentuk cincin yang disebut "cincin piranosa", bentuk paling stabil untuk aldosa berkabon enam. Dalam cincin ini, tiap karbon terikat pada gugus samping hidroksil dan hidrogen kecuali atom kelimanya, yang terikat pada atom karbon keenam di luar cincin, membentuk suatu gugus CH2OH. Struktur cincin ini berada dalam kesetimbangan dengan bentuk yang lebih reaktif, yang proporsinya 0.0026% pada pH 7.
Glukosa merupakan sumber tenaga yang terdapat di mana-mana dalam biologi. Kita dapat menduga alasan mengapa glukosa, dan bukan monosakarida lain seperti fruktosa, begitu banyak digunakan. Glukosa dapat dibentuk dari formaldehida pada keadaan abiotik, sehingga akan mudah tersedia bagi sistem biokimia primitif. Hal yang lebih penting bagi organisme tingkat atas adalah kecenderungan glukosa, dibandingkan dengan gula heksosa lainnya, yang tidak mudah bereaksi secara nonspesifik dengan gugus amino suatu protein. Reaksi ini (glikosilasi) mereduksi atau bahkan merusak fungsi berbagai enzim. Rendahnya laju glikosilasi ini dikarenakan glukosa yang kebanyakan berada dalam isomer siklik yang kurang reaktif. Meski begitu, komplikasi akut seperti diabetes, kebutaan, gagal ginjal, dan kerusakan saraf periferal (‘’peripheral neuropathy’’), kemungkinan disebabkan oleh glikosilasi protein.
Dalam respirasi, melalui serangkaian reaksi terkatalisis enzim, glukosa teroksidasi hingga akhirnya membentuk karbon dioksida dan air, menghasilkan energi, terutama dalam bentuk ATP.[3] Sebelum digunakan, glukosa dipecah dari polisakarida.[4]
Glukosa dan fruktosa diikat secara kimiawi menjadi sukrosa. Pati, selulosa, dan glikogen merupakan polimer glukosa umum polisakarida).
Dekstrosa terbentuk akibat larutan D-glukosa berotasi terpolarisasi cahaya ke kanan. Dalam kasus yang sama D-fruktosa disebut "levulosa" karena larutan levulosa berotasi terpolarisasi cahaya ke kiri.