Hipotiroidisme adalah istilah yang mengacu pada simtoma menurunnya sintesis dan sekresi hormon tiroid dari kelenjar tiroid.[1]
Pada umumnya, penyebab hipotiroidisme adalah kurangnya asupan gizi berupa iodina atau yodium.[2] Hipotiroidisme transien, dapat terjadi setelah konsumsi iodina dalam jumlah banyak yang menginduksi kelainan enzimatik ringan yang menyebabkan terhambatnya sintesis hormon pada kelenjar tiroid, yang dikenal sebagai efek Wolff-Chaicoff.
Radang pada kelenjar tiroid juga dapat menyebabkan hipotiroidisme, seperti pada penyakit Hashimoto tiroiditis. Penyebab lain dapat berupa:
Beberapa gejala umum dari hipertiroidisme adalah kelelahan, kram otot, depresi, kepucatan, gondok, osteoporosis, dan kurang keringat.[8]
Hipotiroidisme dapat menyebabkan komplikasi dengan hipogonadisme, chronic progressive external ophthalmoplegia (CPEO), lemah otot, atrofi, laktikasidemia dan piruvikasidemia, yang diduga disebabkan oleh disfungsi sitokrom.[9] Dari data hasil biopsi pada sel otot, diketahui terjadi 50% defisiensi COX dengan 58% penurunan cyt.aa3 dan 41% penurunan cyt.b.
Pada jantung, penderita hipotiroidisme mengalami penurunan denyut jantung, penurunan daya kontraksi dan fungsi diastolik, penurunan output kardiak dan peningkatan resistansi vaskular sistemik; yang menyebabkan peningkatan tekanan diastolik dan penurunan tekanan sistolik.[10] Oleh karena terjadi peningkatan serum kolesterol, penderita menjadi lebih rentan terhadap aterosklerosis dan penyakit jantung koroner.
- ^ (Inggris) "Hypothyroidism". Medline Plus. Diakses tanggal 2010-10-30.
- ^ (Inggris) "Hypothyroidism - new aspects of an old disease". Department of Endocrinology, Hellenic Red Cross Hospital, Department of Medical Physics, Medical School, University of Athens; I Kostoglou-Athanassiou dan K Ntalles. Diakses tanggal 2010-11-21.
- ^ (Inggris) "Genetics and phenomics of hypothyroidism and goiter due to TPO mutations". Laboratory for Reproductive Biology, Academic Medical Center; Ris-Stalpers C, Bikker H. Diakses tanggal 2010-11-14.
- ^ (Inggris) "Genetics and phenomics of hypothyroidism and goiter due to iodotyrosine deiodinase (DEHAL1) gene mutations". Molecular Thyroid Laboratory, INGEMM-Institute for Medical and Molecular Genetics, La Paz University Hospital; Moreno JC, Visser TJ. Diakses tanggal 2010-11-14.
- ^ (Inggris) "Congenital hypothyroidism caused by new mutations in the thyroid oxidase 2 (THOX2) gene". Children's Hospital of the Johannes Gutenberg University; Pfarr N, Korsch E, Kaspers S, Herbst A, Stach A, Zimmer C, Pohlenz J. Diakses tanggal 2010-11-14.
- ^ (Inggris) "Biochemistry, cellular and molecular biology, and physiological roles of the iodothyronine selenodeiodinases". Thyroid Division, Department of Medicine, Brigham and Women's Hospital and Harvard Medical School; Bianco AC, Salvatore D, Gereben B, Berry MJ, Larsen PR. Diakses tanggal 2010-11-14.
- ^ (Inggris) "The role of selenium in thyroid hormone metabolism and effects of selenium deficiency on thyroid hormone and iodine metabolism". Division of Biochemical Sciences, Rowett Research Institute; Arthur JR, Nicol F, Beckett GJ. Diakses tanggal 2010-11-18.
- ^ Hipotiroidisme, 13 April 2010.
- ^ (Inggris) "Endocrine involvement in mitochondrial encephalomyopathy with partial cytochrome c oxidase deficiency". Clinica Neurologica II, Universita di Torino, Clinica Neurologica, Centro Dino Ferrari, Universitai di Milano, Servizio di Endocrinologia Pediatrica, Ospedale Infantile Regina Margherita, C DORIGUZZI, L PALMUCCI, T MONGINI, N BRESOLIN, L BET, G COMI, R LALA. Diakses tanggal 2010-11-17.
- ^ (Inggris) "The role of thyroid hormone nuclear receptors in the heart: evidence from pharmacological approaches". Department of Endocrinology and Metabolism, Academic Medical Center, University of Amsterdam; Wilmar M. Wiersinga. Diakses tanggal 2011-06-12.