Ibnu Sina ابن سینا Ibn Sīnā (Arab) | |
---|---|
Lahir | ca 980 Afshona, Peshkunskiy, Bukhara, Dinasti Samaniyah |
Meninggal | Juni 1037 (umur 56–57) Hamadan, Emirat Kakuyid |
Tempat tinggal | |
Nama lain |
|
Latar belakang akademis | |
Dipengaruhi | |
Karya akademis | |
Era | Zaman Keemasan Islam |
Minat utama | |
Karya terkenal | |
Memengaruhi | |
Sina (bahasa Arab: ابن سینا, translit. Ibn Sīnā; 980 – Juni 1037 M), yang di Barat dikenal sebagai Avicenna, adalah seorang muslim Mu'tazilah polimat yang dipandang sebagai dokter, astronomer, dan penulis terpenting dari Zaman Keemasan Islam;[1][sumber tepercaya?] dan dianggap sebagai filsuf paling berpengaruh di era pra-modern.[2] Bagi banyak orang, dia adalah "Bapak Kedokteran Modern". Dari sekitar 450 judul yang ditulisnya, 240 di antaranya selamat dan bertahan hingga hari ini, yang di antaranya terdapat 240 judul dalam bidang filsafat dan 40 judul dalam pengobatan.[3] Karyanya yang paling terkenal adalah Al-Qānūn fī al-Thibb (Buku Pengobatan), sebuah ensiklopedia medis yang menjadi buku rujukan dan standar di bidang kedokteran pada berbagai universitas dan terus digunakan selama berabad-abad hingga sekitar tahun 1650.[4]
Ibnu Sina (bahasa Arab: أبو علي الحسين بن عبد الله بن سينا, translit. Abū ‘Alī al-Husain bin ‘Abdullāh bin Sīnā) lahir pada 980 di Afsyanah daerah dekat Bukhara (sekarang wilayah Uzbekistan) dan meninggal pada bulan Juni 1037 di Hamadan, Persia (sekarang Iran). Pada masa itu Kesultanan Samaniyah di Bukhara sedang diguncang konflik internal, setelah sebelumnya menjadi salah satu sentral kebudayaan menyaingi Baghdad. Ayahnya berasal dari Balkh, sedangkan ibunya berasal dari desa setempat di sekitar Bukhara.