Interseks

Peserta Forum Interseks Internasional, Malta, pada Desember 2013.

Orang interseks adalah orang yang lahir dengan variasi karakteristik seks seperti kromosom, kelenjar kelamin, hormon, atau organ genitalia yang tidak padan dengan definisi umum mengenai laki-laki atau perempuan.[1][2] Variasi yang dimaksud dapat berupa organ genitalia yang rancu serta kombinasi genotipe kromosom dan fenotipe seksual yang lain dari laki-laki XY dan perempuan XX.[3][4] Sama seperti orang lain, orang interseks dapat ditunjuk dan dibesarkan sebagai perempuan atau laki-laki tetapi kemudian mengidentifikasi diri mereka dengan gender yang berbeda daripada yang ditunjuk.[2][4][5][6][7]

Orang interseks dahulu disebut menggunakan istilah hermafrodit atau kasim kongenital.[8][9] Istilah lainnya yang juga pernah digunakan di antaranya adalah hermafroditisme sejati dan pseudohermafroditisme perempuan/laki-laki yang dahulu digunakan pada upaya-upaya awal dalam klasifikasi kondisi interseks.[10] Istilah-istilah ini tidak digunakan lagi untuk menyebut kondisi interseks, terutama untuk "hermafrodit", karena dianggap tidak tepat serta membuat stigma.[11] Hermafrodit merupakan istilah untuk hewan dan tumbuhan yang individunya memiliki organ reproduksi jantan dan betina sekaligus. Pada tahun 1917, Richard Goldschmidt, genetikawan Amerika Serikat, menggunakan istilah "interseksualitas" (intersexuality) untuk mendeskripsikan beberapa kerancuan jenis kelamin. Psikolog dan seksolog Kenneth J. Zucker menggunakan istilah tersebut dalam karya-karyanya dan "interseksualitas" pun menjadi istilah yang cenderung digunakan untuk menyebut berbagai sindrom diferensiasi jenis kelamin.[10] Sementara itu, istilah "interseks" diperdebatkan karena istilah tersebut tidak membedakan diagnosis berdasarkan gender. Pada tahun 2006, istilah "ganguan perkembangan seks" (disorders of sex development, DSD) diajukan sebagai pengganti "interseks" untuk mendeskripsikan kerancuan jenis kelamin fisik.[12] DSD ditentukan oleh kondisi kongenital (bawaan lahir) pada perkembangan kromosom, kelenjar kelamin, atau anatomi jenis kelamin yang tidak umum. Akan tetapi, deskripsi kondisi-kondisi interseks sebagai gangguan perkembangan seks telah dinilai kontroversial[12][13][14] sejak penggunaannya dimulai pada tahun 2006.[15]

Orang interseks rentan memperoleh stigma dan diskriminasi baik sejak lahir ataupun mulai saat kondisi interseksnya ditemukan (misalnya pada saat pubertas). Anak interseks dapat menjadi korban dari infantisida (pembunuhan bayi) atau ditelantarakan oleh orang tuanya. Keluarga dari orang interseks juga dapat menerima stigma.[16][17][18] Beberapa anak interseks juga dioperasi atau diberikan hormon agar memiliki karakteristik seksual yang umum. Akan tetapi, praktik ini dinilai kontroversial dan tidak dilandasi oleh bukti yang tegas mengenai manfaatnya.[19] Praktik tersebut dapat mencakup sterilisasi (pemandulan). Orang interseks dewasa juga dapat menjadi subjek dari praktik-praktik tersebut, termasuk di antaranya atlet.[20][21] Situasi ini dinilai merupakan sebuah pelanggaran hak asasi manusia. Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia[22][23] dan beberapa lembaga dan badan yang menangani hak asasi manusia telah menyatakan sikapnya soal hal tersebut.[24][25] Organisasi interseks juga telah mengeluarkan pernyataan mengenai pelanggaran hak asasi manusia sepeti Deklarasi Malta yang dikeluarkan oleh Forum Interseks Internasional.[26]

Christiane Völling, warga negara Jerman, menjadi orang interseks pertama yang diketahui berhasil memenangkan tuntutannya di pengadilan atas campur tangan medis nonkonsensual terkait dengan kondisi interseks yang dilakukan terhadap dirinya. Völling dibesarkan sebagai laki-laki dan tidak diberi tahu bahwa ia memiliki kondisi interseks. Pada tahun 1977, Völling menjalani operasi pengangkatan organ kelaminnya termasuk ovarium, rahim, dan tuba falopi tanpa pengetahuan tersebut serta walaupun saat itu Völling masih di bawah umur.[27] Pada bulan April 2015, Malta menjadi negara pertama di dunia yang melarang campur tangan medis nonkonsensual untuk mengubah anatomi jenis kelamin termasuk pada orang interseks.[28][29]

  1. ^ Komite Menentang Penyiksaan PBB; Komite Hak Anak PBB; Komite Hak-Hak Penyandang Disabilitas PBB; Subkomite Pencegahan Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman Lain yang Kejam, Tidak Manusiawi, atau Merendahkan Martabat Manusia PBB; Méndez, J.; Pῡras, D.; Šimonoviæ, D.; Pais, M. S.; Komisi Hak Asasi Manusia Afrika; Komisioner Hak Asasi Manusia Dewan Eropa; Komisi Hak Asasi Manusia Antar-Amerika (2016-10-24), Intersex Awareness Day – Wednesday 26 October. End violence and harmful medical practices on intersex children and adults, UN and regional experts urge, Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia 
  2. ^ a b "Free & Equal Campaign Fact Sheet: Intersex" (PDF). Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia. 2015. Diakses tanggal 2016-03-28. 
  3. ^ Money, J.; Ehrhardt, A. A. (1972). Man & Woman Boy & Girl. Differentiation and dimorphism of gender identity from conception to maturity. The Johns Hopkins University Press. ISBN 978-0-8018-1405-1. 
  4. ^ a b Dreger, A. D. (2001). Hermaphrodites and the Medical Invention of Sex. Harvard University Press. ISBN 978-0-674-00189-3. 
  5. ^ Organisation Intersex International Australia (2016-02-03). "New publication "Intersex: Stories and Statistics from Australia"". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-29. Diakses tanggal 2016-08-18. 
  6. ^ Furtado, P. S.; et al. (2012). "Gender dysphoria associated with disorders of sex development". Nat. Rev. Urol. 9 (11): 620–627. doi:10.1038/nrurol.2012.182. PMID 23045263. 
  7. ^ Marañón, G. (1929). Los estados intersexuales en la especie humana. Morata. 
  8. ^ Mason, H. J. (1978). "Favorinus' Disorder: Reifenstein's Syndrome in Antiquity?". Janus. 66: 1–13. PMID 11610651. 
  9. ^ Nguyễn Khắc Thuần (1998). Việt sử giai thoại. 8. Vietnam Education Publishing House. hlm. 55. 
  10. ^ a b Zucker, K. J.; Bradley, S. J.; Sullivan, C. B. L. (1992). "Gender Identity Disorder in Children". Annual Review of Sex Research. 3 (1): 73–120. doi:10.1080/10532528.1992.10559876. 
  11. ^ Dreger, A. D.; Chase, C.; Sousa, A.; Gruppuso, P. A.; Frader, J. (2005). "Changing the Nomenclature/Taxonomy for Intersex: A Scientific and Clinical Rationale" (PDF). Journal of Pediatric Endocrinology and Metabolism. 18 (8): 729–733. PMID 16200837. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2016-12-20. Diakses tanggal 2016-07-27. 
  12. ^ a b Diamond, M.; Beh, H. G. (2006-07-27). "Variations of Sex Development Instead of Disorders of Sex Development". eLetters for Hughes et al., 91 (7) 554-563. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-08-21. Diakses tanggal 2019-04-02. 
  13. ^ Davis, G. (2015). Contesting Intersex: The Dubious Diagnosis. New York University Press. hlm. 87–89. ISBN 9781479887040. 
  14. ^ Holmes, M. (2011). "The Intersex Enchiridion: Naming and Knowledge". Somatechnics. 1 (2): 388–411. doi:10.3366/soma.2011.0026. 
  15. ^ Houk, C. P.; Hughes, I. A.; Ahmed, S. F.; Lee, P. A.; Writing Committee for the International Intersex Consensus Conference Participants (2006). "Summary of Consensus Statement on Intersex Disorders and Their Management". Pediatrics. 118 (2): 753–757. doi:10.1542/peds.2006-0737. PMID 16882833. 
  16. ^ Civil Society Coalition on Human Rights and Constitutional Law; Human Rights Awareness and Promotion Forum; Rainbow Health Foundation; Sexual Minorities Uganda; Support Initiative for Persons with Congenital Disorders (2014). "Uganda Report of Violations based on Sex Determination, Gender Identity, and Sexual Orientation". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-05-03. Diakses tanggal 2017-05-15. 
  17. ^ G., Helen; S., Anne (2017-05-04). "The midwife who saved intersex babies". BBC World Service, Kenya. 
  18. ^ Beyond the Boundary - Knowing and Concerns Intersex (2015). "Intersex report from Hong Kong China, and for the UN Committee Against Torture: the Convention against Torture and Other Cruel Inhuman or Degrading Treatment or Punishment". 
  19. ^ Australasian Paediatric Endocrine Group (APEG) (2013-06-27). "Submission 88 to the Australian Senate inquiry on the involuntary or coerced sterilisation of people with disabilities in Australia". 
  20. ^ Jordan-Young, R. M.; Sonksen, P. H.; Karkazis, K. (2014). "Sex, health, and athletes". BMJ. 348: g2926. doi:10.1136/bmj.g2926. PMID 24776640. 
  21. ^ Macur, J. (2014-10-06). "Fighting for the Body She Was Born With". The New York Times. Diakses tanggal 2015-02-09. 
  22. ^ Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (2013). "Report of the UN Special Rapporteur on Torture" (PDF). 
  23. ^ Organisasi Kesehatan Dunia (2014). "Eliminating forced, coercive and otherwise involuntary sterilization, An interagency statement". 
  24. ^ Senat Australia; Community Affairs References Committee (2013). Involuntary or coerced sterilisation of intersex people in Australia. ISBN 978-1-74229-917-4. 
  25. ^ Swiss National Advisory Commission on Biomedical Ethics NEK-CNE (2012). On the management of differences of sex development. Ethical issues relating to "intersexuality".Opinion No. 20/2012 (PDF). 2012. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 23 April 2015. Diakses tanggal 24 July 2018. 
  26. ^ Asia Pacific Forum of National Human Rights Institutions (2016). Promoting and Protecting Human Rights in relation to Sexual Orientation, Gender Identity and Sex Characteristics. ISBN 978-0-9942513-7-4. 
  27. ^ International Commission of Jurists. "In re Völling, Regional Court Cologne, Germany (6 February 2008)". Diakses tanggal 2019-04-01. 
  28. ^ "Surgery and Sterilization Scrapped in Malta's Benchmark LGBTI Law". The New York Times. Reuters. 2015-04-01. 
  29. ^ Star Observer (2015-04-02). "Malta passes law outlawing forced surgical intervention on intersex minors". Star Observer. 

From Wikipedia, the free encyclopedia · View on Wikipedia

Developed by razib.in