Negara Agung Iran Raya ملک وسیعالفضای ایران Negara Iran مملکت ایران | |||||||||||||||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1501–1736 | |||||||||||||||||||||||||||||
Kekaisaran Safawi di bawah pimpinan Shah Abbas | |||||||||||||||||||||||||||||
Status | Kekaisaran | ||||||||||||||||||||||||||||
Ibu kota | |||||||||||||||||||||||||||||
Bahasa yang umum digunakan | |||||||||||||||||||||||||||||
Agama | Syiah Dua Belas Imam (resmi) | ||||||||||||||||||||||||||||
Pemerintahan | Monarki | ||||||||||||||||||||||||||||
Shah | |||||||||||||||||||||||||||||
• 1501–1524 | Ismail I (pertama) | ||||||||||||||||||||||||||||
• 1732–1736 | Abbas III (terkahir) | ||||||||||||||||||||||||||||
Wazir Agung | |||||||||||||||||||||||||||||
• 1501–1507 | Amir Zakariya (pertama) | ||||||||||||||||||||||||||||
• 1729–1736 | Nader Qoli Beg (terakhir) | ||||||||||||||||||||||||||||
Legislatif | Dewan Negara | ||||||||||||||||||||||||||||
Era Sejarah | Early modern period | ||||||||||||||||||||||||||||
• Pembentukan tarekat Safawi oleh Safi ad-din Ardabili | 1301 | ||||||||||||||||||||||||||||
• Didirikan | 22 Desember[5] 1501 | ||||||||||||||||||||||||||||
• Invasi Hotak | 1722 | ||||||||||||||||||||||||||||
• Penaklukan kembali oleh Nader Shah | 1726–1729 | ||||||||||||||||||||||||||||
• Dibubarkan | 8 Maret 1736 | ||||||||||||||||||||||||||||
• Penobatan Nader Shah | 8 Maret 1736 [6] | ||||||||||||||||||||||||||||
Luas | |||||||||||||||||||||||||||||
1630[7] | 2.900.000 km2 (1.100.000 sq mi) | ||||||||||||||||||||||||||||
Mata uang | Tuman, Abbasi, Shahi.[8]
| ||||||||||||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||||||||||||
a Agama negara.[9]
b Bahasa resmi,[10] mata uang,[11][12] administrasi sipil,[13] pengadilan (sejak Isfahan menjadi ibu kota),[14] sastra,[11][13][15] wacana teologis,[11] diplomatik korespondensi, sejarah,[16] pos keagamaan berbasis pengadilan[17] c Pengadilan,[18][19][20] pemuka agama, militer,[16][21][22][23] bahasa ibu,[16] puisi[16] d Pengadilan[24] | |||||||||||||||||||||||||||||
Iran Safawi atau Persia Safawi, juga disebut sebagai Kekaisaran Safawi, adalah salah satu kerajaan Iran terbesar setelah penaklukan Persia oleh Muslim abad ke-7, yang diperintah dari tahun 1501 hingga 1736 oleh dinasti Safawiyah. Hal ini sering dianggap sebagai awal dari sejarah Iran modern, serta salah satu kerajaan mesiu. Shah Safawi Ismail I menetapkan denominasi agama Syiah Dua Belas Imam sebagai agama resmi kekaisaran, menandai salah satu titik balik terpenting dalam sejarah Islam.[25]
Dinasti Safawi berasal dari tarekat Sufisme Safawi, yang didirikan di kota Ardabil di wilayah Azerbaijan. Dinasti Safawi adalah dinasti Iran yang berasal dari bangsa Kurdi tetapi selama pemerintahan mereka mereka menikah dengan orang-orang Turkmen, Georgia, Adighe, dan Yunani Pontos, namun mereka berbahasa Turki dan Turkifikasi. Dari basis mereka di Ardabil, Safawi membangun kendali atas bagian-bagian Iran Raya dan menegaskan kembali identitas Iran di wilayah itu, sehingga menjadi dinasti asli pertama sejak dinasti Buwaihi yang mendirikan negara nasional yang secara resmi dikenal sebagai Iran.[26]
Safawi memerintah 1501-1722 (mengalami pemulihan singkat 1729-1736 dan 1750-1773) dan, pada puncaknya, mereka menguasai semua apa yang sekarang Iran, Azerbaijan, Bahrain, Armenia, Georgia timur, bagian dari Kaukasus Utara termasuk Rusia, Irak, Kuwait, dan Afghanistan, serta bagian dari Turki, Suriah, Pakistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan.[27]
Meskipun Iran Safawi runtuh pada tahun 1736, warisan yang mereka tinggalkan adalah kebangkitan Iran sebagai benteng ekonomi antara Timur dan Barat, pembentukan negara dan birokrasi yang efisien berdasarkan "checks and balances", inovasi arsitektur safawi, dan patronasi untuk seni. Safawi juga telah meninggalkan jejak mereka hingga era sekarang dengan menetapkan Syiah Dua Belas Imam sebagai agama negara Iran, serta menyebarkan Islam Syiah di sebagian besar Timur Tengah, Asia Tengah, Kaukasus, Anatolia, Teluk Persia, dan Mesopotamia,[28] Adighe,[29][30] dan Yunani Pontos.[31]
Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref>
untuk kelompok bernama "lower-alpha", tapi tidak ditemukan tag <references group="lower-alpha"/>
yang berkaitan
The term 'Iran', which after an absence of some six centuries had re-entered usage with the Ilkhanid branch of the Mongols, conveyed a shared self-awareness among the political and cultural elite of a geographical entity with distinct territorial and political implications. A core element of the Safavid achievement was the notion that the dynasty had united the eastern and western halves of Iran, Khurasan and Herat, the lands of the Timurids, in the East, and the territory of the Aq-Quyunlu in the West. The term mulk-i vasi' al-faza-yi Iran, 'the expansive realm of Iran', found in the seventeenth-century chronicle, Khuld-i barin, and again, in near identical terms, in the travelogue of Muhammad Rabi Shah Sulayman's envoy to Siam in the 1680s, similarly conveys the authors pride and self-consciousness with regard to the territory they inhabited or hailed from.
The somewhat vague phrase used during the early Safavid period, mamalik-i mahrusa, had assumed more concrete forms: mamālik-i īrān; mamālik-i 'ajam; mamlikat-i īrān; mulk-i īrān; or simply īrān. The royal throne was variously described as sarīr-i saltanat-i īrān; takht-i īrān; and takht-i sultān (sic)-i īrān. The inhabitants of the Safavid empire are referred to as ahl-i īrān, and Iskandar Beg describes himself as writing the history of the Iranians (sharh-i ahvāl-i īrān va īrāniān). Shah Abbas I is described as farmānravā-yi īrān and shahryār-i īrān; his seat is pāyitakht-i pādishāhān-i īrān, takhtgāh-i salātin-i īrān, or dār al-mulk-i īrān. His sovereign power is referred to as farmāndahi-yi mulk-i īrān, saltanat va pādishāhi-yi īrān, pādishāhi-yi īrān. The cities of Iran (bilād-i īrān) are thought of as belonging to a positive entity or state: Herat is referred to as a'zam-i bilād-i īrān (the greatest of the cities of Iran) and Isfahan as khulāsa-yi mulk-i īrān (the choicest part of the realm of Iran). ... The sense of geographical continuity referred to earlier is preserved by a phrase like kull-i vilāyat-i īrānzamīn. ... Affairs of state are referred to as muhimmāt-i īrān. To my mind however, one of the clearest indications that the Safavid state had become a state in the full sense of the word is provided by the revival of the ancient title of sipahsālār-i īrān or "commander-in-chief of the armed forces of Iran".
Shah Ismāʿīl's enthronement took place in Tabrīz immediately after the battle of Sharūr, on 1 Jumādā II 907/22 December 1501.
<ref>
tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama Roemer 189
<ref>
tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama Cyril Glassé 2003, pg 392
<ref>
tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama mazzaoui
qizilbash normally spoke Azari brand of Turkish at court, as did the Safavid shahs themselves; lack of familiarity with the Persian language may have contributed to the decline from the pure classical standards of former times
<ref>
tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama cambridgesafa
The Shah was a native Turkic speaker and wrote poetry in the Azerbaijani language.