Kemiringan sumbu

Untuk memahami kemiringan sumbu, anggaplah solenoid biru dalam aturan genggam tangan kanan ini sebagai sumbu rotasi Bumi, arah medan magnet berlawanan arah jarum jam selaku 'bidang orbit' Bumi dan arah jempol mengarah ke kutub utara Bumi. Dalam figur ini, 'kemiringan sumbu' bernilai nol derajat karena sumbu rotasinya perpendikuler terhadap bidang orbit. Jika solenoid biru (sumbu rotasi) ini miring ketika bidang orbit masih tetap, maka peristiwa ini disebut kemiringan sumbu planet atau benda langit.

Dalam astronomi, kemiringan sumbu (juga disebut oblikuitas) adalah sudut antara sumbu rotasi benda dan garis perpendikuler terhadap bidang orbitnya. Kemiringan sumbu berbeda dengan inklinasi.

Untuk mengukur oblikuitas, gunakan aturan genggam tangan kanan untuk gerakan rotasi dan orbit, yang berarti garis dari verteks di pusat benda sampai kutub utaranya (di atasnya benda tampak berotasi berlawanan arah jarum jam); dan garis yang digambar dari verteks pada arah normal terhadap bidang orbitnya (di atasnya benda bergerak berlawanan arah jarum jam di orbitnya). Pada nol derajat, garis-garis ini mengarah ke arah yang sama.

Planet Venus memiliki kemiringan sumbu 177,3° karena planet ini berotasi dengan arah menghulu, berlawanan dengan planet-planet lain seperti Bumi. Kutub utara Venus mengarah 'ke bawah' (selatan). Planet Uranus berotasi pada sisinya sehingga sumbu rotasi (sekaligus kutub utaranya) mengarah hampir sejajar dengan orbitnya mengitari Matahari. Karena itu kemiringan sumbu Uranus adalah 97°.[1]

Sepanjang lintasan orbit, ketika sudut kemiringan sumbu tidak berubah, orientasi kemiringan sumbu planet bergerak hingga 360 derajat (orbit penuh mengitari Matahari), relatif terhadap garis antara planet dan Matahari, sehingga mengakibatkan munculnya berbagai musim di Bumi.

  1. ^ http://nssdc.gsfc.nasa.gov/planetary/factsheet/planetfact_notes.html

From Wikipedia, the free encyclopedia · View on Wikipedia

Developed by razib.in