Kerak samudra atau kerak lautan (bahasa Inggris: oceanic crust) adalah bagian dari litosfer bumi yang permukaannya berada di cekungan samudra. Kerak ini menyusun sekitar 65% dari luas kerak bumi. Kedalaman dari kerak samudra ini rata-rata sekitar 4.000 meter dari permukaan laut, meskipun ada beberapa palung laut kedalamannya ada yang mencapai lebih dari 10 km.[1] Kerak samudra tersusun oleh batuan berwarna gelap yaitu basalt, yang tersusun atas mineral dan unsur silikon, oksigen, magnesium, yang membuatnya sering disebut kerak basaltis. Kerak samudra juga sering disebut lempeng samudra.[2] Kerak ini lebih tipis dibandingkan dengan kerak benua, dengan ketebalan 5–15 kilometer, tetapi massa jenisnya lebih besar, memiliki massa jenis rata-rata sekitar 3,0 gram per sentimeter kubik, tetapi lebih padat, sedangkan bagian bawahnya disusun oleh batuan metamorf dan batuan beku Gabro. Hal ini diduga disebabkan oleh berat jenis kerak samudra yang jauh lebih tinggi dibanding kerak benua. Oleh karena itu, kerak tersebut akan cenderung termampatkan ke dalam volume yang jauh lebih kecil.[3][4][5]
Permukaan kerak samudra ditutupi oleh endapan sedimen dengan ketebalan rata-rata sekitar 500 meter. Kerak samudra juga memiliki umur yang jauh lebih muda dibanding kerak benua. Kerak samudra terbentuk dari lapisan mantel bumi yang mencair dan naik ke permukaan bumi, kemudian mencair.[1] Seiring waktu, mantel padat berkumpul di bagian bawah kerak samudra sehingga membentuk dua lapisan. Lapisan kerak yang membeku ini bisa masuk kembali ke mantel bumi dan kembali mencair karena densitas yang tinggi.[6] Densitas kerak samudra lebih tinggi dibandingkan kerak benua. Maka kerak samudra mengapung di atas mantel.[7] Kerak samudra senantiasa dihancurkan dan dibuat kembali oleh rekahan tengah samudra, berbeda dengan kerak benua yang relatif lebih statis di atas benua.[4][5]