Kerusuhan tersebut dipicu oleh korupsi, masalah ekonomi, termasuk kekurangan pangan dan pengangguran massal. Kerusuhan ini akhirnya berujung pada pengunduran diriPresidenSoeharto dan jatuhnya pemerintahan Orde Baru yang telah berkuasa selama 32 tahun. Target utama dari kerusuhan tersebut adalah etnis Tionghoa Indonesia, namun sebagian besar korban jiwa disebabkan oleh kebakaran besar dan terjadi di antara para penjarah.[1][2][3][4][5][6]
Diperkirakan lebih dari seribu orang tewas dalam kerusuhan tersebut.[7][8] Sedikitnya 168 kasus pemerkosaan dilaporkan, dan kerusakan material bernilai lebih dari Rp3,1 triliun (US$260 juta). Pada tahun 2010, proses hukum atas kerusuhan tersebut terhenti dan belum selesai.[9]
^van Klinken, Gerry (29 May 1998). "The May Riot". [INDONESIA-L] DIGEST. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 July 2015. Diakses tanggal 17 June 2015.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)