Komentari (bahasa Inggris: commentary, bentuk jamak: commentaries) adalah suatu penjelasan baris demi baris atau bahkan kata demi kata yang biasanya dilampirkan pada suatu edisi naskah pada jilid yang sama atau jilid pendampingnya. Merupakan sebuah istilah yang dipakai khususnya dalam filologi, yaitu studi yang mempelajari naskah-naskah, umumnya manuskrip kuno. Dapat menggunakan metodologi "pembacaan dekat" (close reading) atau kritik sastra (literary criticism), tetapi tujuan utamanya adalah untuk menguraikan bahasa teks tersebut dan budaya khusus yang menghasilkannya, yang keduanya mungkin saja asing bagi pembacanya. Komentari semacam itu biasanya berbentuk catatan kaki, catatan akhir, atau teks terpisah yang dirujuk silang (referensi silang) dengan baris, alinea atau halaman teks aslinya.
Cara memberikan komentari pada bahasa suatu teks termasuk catatan mengenai kritik teks, sintaksis dan semantik, serta analisis retorik, tropus literatur, maupun gaya linguistik. Sasarannya adalah untuk menyingkirkan, mengurangi atau menunjukkan halangan-halangan linguistik dalam pembacaan dan pemahaman suatu teks.
JIka suatu teks itu bersejarah/kuno, atau dihasilkan dalam suatu budaya yang dianggap kurang dikenal oleh pembaca modern, maka dibutuhkan penjabaran bagi topik-topik berjangkauan luas. Ini dapat meliputi data biografi mengenai pengarang, peristiwa sejarah, kebiasaan atau hukum-hukum, istilah teknis dan fakta-fakta mengenai kehidupan sehari-hari pada masa itu, kepercayaan agama dan pandangan filsafat, perumpamaan sastra, lokasi geografi dan referensi silang bagi bagian-bagian dalam karya yang sama atau karya lain dari pengarang yang sama, atau sumber yang sama dengan yang digunakan oleh pengarang.[1]
Sejumlah komentari naskah kuno atau abad pertengahan (yang secara khusus disebut "scholium" (bentuk jamak: scholia) adalah sumber informasi bernilai tinggi untuk naskah-naskah yang sekarang tidak diketahui lagi atau sudah hilang. Hieronimus memberikan daftar beberapa komentari yang digunakan pada zamannya waktu ia masih seorang pelajar pada tahun 350-an M.[2] Salah satu scholia kuno yang masih banyak digunakan sampai sekarang adalah karya Servius mengenai karya Vergil yang berjudul Aeneid, ditulis pada abad ke-4 M.
Pembuatan komentari mulai berkembang pesat pada abad ke-16 sebagai bagian dari proyek humanis Renaisans untuk memulihkan naskah-naskah kuno, sejalan dengan pertumbuhan percetakan. Dalam zaman modern, sebuah komentari dibedakan dari edisi bercatatan (annotated edition) yang ditujukan pada murid-murid atau pembaca awam, dalam hal pembahasan pertanyaan-pertanyaan akademis yang mempunyai rentangan luas, kebanyakan lebih cocok untuk para spesialis. Seorang komentator dapat mengambil posisi tertentu pada variasi bacaan suatu teks atau menandai perdebatan akademik, tetapi argumennya biasanya ringkas, panjangnya satu alinea atau kurang dari satu halaman.halo