Kota Pekanbaru | |
---|---|
Transkripsi bahasa daerah | |
• Arab Jawi | ڤكنبارو |
Julukan:
| |
Koordinat: 0°32′00″N 101°27′00″E / 0.5333°N 101.45°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Riau |
Tanggal berdiri | 23 Juni 1784 |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Wali Kota | Risnandar Mahiwa (Pj.) |
• Wakil Wali Kota | Lowong |
• Sekretaris Daerah | Indra Pomi Nasution |
• Ketua DPRD | Muhammad Sabarudi |
Luas | |
• Total | 632,26 km2 (244,12 sq mi) |
Peringkat | 11 |
Ketinggian | 12 m (39 ft) |
Populasi | |
• Total | 1.138.530 |
• Kepadatan | 1,800/km2 (4,700/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | |
• Bahasa | Indonesia, Melayu, Kampar, Minang, Batak, Tionghoa |
• IPM | 83,67 (2023) sangat tinggi[2] |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode pos | |
Kode BPS | |
Kode area telepon | +62 761 |
Pelat kendaraan | BM |
Kode Kemendagri | 14.71 |
Kode SNI 7657:2023 | PKU |
DAU | Rp 906.014.576.000,- (2020) |
Semboyan daerah | Bertuah (Bersih, tertib, usaha bersama, aman, dan harmonis) |
Situs web | www |
Kota Pekanbaru (Jawi: ڤكنبارو) adalah ibu kota dan kota terbesar di provinsi Riau, Indonesia. Kota ini merupakan salah satu sentra ekonomi terbesar di pulau Sumatra dan termasuk kota dengan tingkat pertumbuhan, migrasi, dan urbanisasi yang tinggi.[3][4] Pada pertengahan tahun 2024, jumlah penduduk Pekanbaru sebanyak 1.138.530 jiwa.[1][5]
Pekanbaru terletak di tepian Sungai Siak dan pada awalnya merupakan sebuah kota kecil yang memiliki pekan (pasar) yang bernama Payung Sekaki atau Senapelan. Pada abad ke-18, wilayah yang kini menjadi Pekanbaru berada pada lingkar pengaruh Kesultanan Siak, dan Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah (Marhum Pekan) secara luas dianggap sebagai pendiri kota Pekanbaru modern; hari jadi kota ini ditetapkan pada tanggal 23 Juni 1784. Pekanbaru menjadi sebuah "kota kecil" pada tahun 1948 dan kotapraja pada tahun 1956, sebelum ditetapkan menjadi ibu kota provinsi Riau sebagai pengganti dari Tanjung Pinang pada tahun 1959.
Perekonomian Pekanbaru didukung oleh perdagangan dan pertambangan minyak bumi. Kota ini memiliki sebuah bandar udara internasional, terminal bus antar kota dan antar provinsi, serta dua pelabuhan. Populasi Pekanbaru bersifat kosmopolitan, dipengaruhi oleh letak strategisnya di tengah-tengah Lintas Timur Jalan Raya Lintas Sumatra. Beberapa etnis yang memiliki populasi signifikan di kota ini antara lain adalah suku Melayu, Minangkabau, Orang Ocu, Jawa, Batak, dan Tionghoa.[6]