Tumu Crisis | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Krisis Benteng Tumu | |||||||
| |||||||
Pihak terlibat | |||||||
Dinasti Yuan Utara | Dinasti Ming | ||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||
| |||||||
Kekuatan | |||||||
Mungkin sekitar 20.000 | 500.000[1] |
Krisis Tumu (Hanzi sederhana: 土木之变; Hanzi tradisional: 土木之變; bahasa Mongol: Тумугийн тулалдаан) ialah konflik perbatasan antara Dinasti Yuan Utara dan Dinasti Ming Tiongkok. Dinasti Yuan Utara merupakan dinasti suku Oirat yang dipimpin oleh Esen Taishi. Pada Juli 1449, Esen Taishi melancarkan serangan besar-besaran ke wilayah Dinasti Ming. Kemungkinan pasukannya berjumlah 20.000 orang, sementara pasukan Ming jumlahnya mencapai 500.000. Walaupun memiliki banyak panglima yang cakap, Kaisar Ming Yingzong memutuskan untuk memimpin langsung pasukannya di lapangan. Keputusan ini kelak menjadi kesalahan besar karena Yuan Utara berhasil menawan kaisar pada 1 September 1449.[2] Dinasti Ming tidak pernah membayar tebusan untuk membebasan kaisar, tetapi pada akhirnya Esen melepaskan sang kaisar. Esen sendiri menuai cercaan di negerinya karena gagal memanfaatkan kemenangannya yang gemilang atas Dinasti Ming, dan ia akhirnya dibunuh pada 1455.[3]