Krisis sandera Mapenduma | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Konflik Papua | |||||||
Irian Jaya, Indonesia | |||||||
| |||||||
Pihak terlibat | |||||||
Indonesia | Republik Papua Barat | ||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||
Prabowo Subianto | Kelly Kwalik | ||||||
Kekuatan | |||||||
100 Komando | 200 Pejuang | ||||||
Korban | |||||||
5 tewas 1 helikopter jatuh |
8 tewas 2 ditangkap | ||||||
2 sandera tewas |
Krisis sandera Mapenduma adalah peristiwa krisis sandera yang terjadi pada tanggal 8 Januari 1996 di Mapenduma, Jayawijaya, dengan disanderanya 26 anggota Tim Ekspedisi Lorentz 95 oleh sayap militer Organisasi Papua Merdeka yang dipimpin Kelly Kwalik.
Peristiwa penyanderaan ini mencuatkan nama Kwalik di dunia internasional setelah pada tanggal 8 Januari 1996, dia dan anak buahnya menyandera 26 anggota Ekspedisi Lorentz 95 yang beranggotakan warga Indonesia maupun internasional, yang mengakibatkan tewasnya 2 dari sandera tersebut, dan juga terjadinya Insiden Penembakan Timika 1996 yang menewaskan 16 orang.[1]
Peristiwa ini berakhir setelah 130 hari dalam Operasi Pembebasan Sandera Mapenduma oleh Kopassus yang dipimpin Prabowo Subianto, pada tanggal 9 Mei 1996.