Kuil Shinto

Izumo Taisha, Izumo, Prefektur Shimane. Menurut kepercayaan, dibangun pada era mitologi.
Yasaka Jinja, Kyoto, dibangun pada zaman Asuka.

Kuil Shinto (神社, jinja) adalah struktur permanen dari kayu yang dibangun untuk pemujaan berdasarkan kepercayaan Shinto. Tidak semua kuil Shinto adalah bangunan permanen, sejumlah kuil memiliki jadwal pembangunan kembali. Bangunan di Ise Jingū misalnya, dibangun kembali setiap 20 tahun.[1]

Pada zaman kuno, walaupun tidak didirikan bangunan, tempat-tempat pemujaan Shinto tetap disebut jinja (kuil Shinto). Pada masa itu, kekuatan alam yang ditakuti seperti gunung (gunung berapi), air terjun, batu karang, dan hutan merupakan objek pemujaan. Kuil Shinto berbentuk bangunan seperti dikenal sekarang, diperkirakan berasal dari bangunan pemujaan yang dibuat permanen setelah didiami para Kami yang pindah dari goshintai (objek pemujaan). Kuil Shinto tidak memiliki aula untuk beribadat, dan bukan tempat untuk mendengarkan ceramah atau menyebarluaskan agama. Pada zaman sekarang, kuil Shinto dipakai untuk upacara pernikahan tradisional Jepang.

Menurut Almanak Agama (Shūkyō Nenkan) tahun 1992 yang diterbitkan Biro Kebudayaan Jepang, anggota Asosiasi Kuil Shinto terdiri dari 79.173 kuil berbentuk yayasan keagamaan. Asosiasi ini juga dijadikan tempat bernaung 38 organisasi keagamaan, 9 badan keagamaan, 20.336 instruktur keagamaan, dan 82.631.196 penganut Shinto.[2]

  1. ^ "Shikinensengū". Encyclopedia of Shinto. Universitas Kokugakuin. Diakses tanggal 2009-07-06. 
  2. ^ Ishii, Kenji. "Jinja Honchō". Encyclopedia of Shinto. Universitas Kokugakuin. Diakses tanggal 2009-07-06. [pranala nonaktif permanen]

From Wikipedia, the free encyclopedia · View on Wikipedia

Developed by Tubidy