Penyuntingan Artikel oleh pengguna baru atau anonim untuk saat ini tidak diizinkan hingga 9 Oktober 2024. Lihat kebijakan pelindungan dan log pelindungan untuk informasi selengkapnya. Jika Anda tidak dapat menyunting Artikel ini dan Anda ingin melakukannya, Anda dapat memohon permintaan penyuntingan, diskusikan perubahan yang ingin dilakukan di halaman pembicaraan, memohon untuk melepaskan pelindungan, masuk, atau buatlah sebuah akun. |
Ma'ruf Amin | |
---|---|
Wakil Presiden Indonesia ke-13 | |
Mulai menjabat 20 Oktober 2019 | |
Presiden | Joko Widodo |
Pengganti Petahana | |
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia ke-7 | |
Masa jabatan 27 Agustus 2015 – 27 November 2020 | |
Rais 'Aam Nahdlatul Ulama ke-10 | |
Masa jabatan 6 Agustus 2015 – 22 September 2018 | |
Ketua Umum | Said Aqil Siroj |
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden | |
Masa jabatan 10 April 2007 – 20 Oktober 2014 | |
Presiden | Susilo Bambang Yudhoyono |
Ketua | |
Informasi pribadi | |
Lahir | Ma'ruf al-Karkhi 11 Maret 1943 Tangerang, Masa Pendudukan Jepang (sekarang Tangerang, Indonesia) |
Partai politik | Independen |
Afiliasi politik lainnya | |
Suami/istri |
|
Hubungan | Nawawi al-Bantani (buyut) |
Anak | 8 |
Orang tua |
|
Pendidikan | Pondok Pesantren Tebuireng |
Alma mater | Universitas Ibn Khaldun, Bogor Universitas Ibnu Chaldun, Jakarta |
Tanda tangan | |
Situs web | www |
Sunting kotak info • L • B |
Prof. Dr. (H.C.) K.H. Ma'ruf Amin (lahir 11 Maret 1943) adalah seorang ulama, dosen, dan politikus Indonesia yang saat ini menjabat sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia, terhitung sejak tanggal 20 Oktober 2019.[1] Ma'ruf menyertai politik sejak terpilihnya sebagai anggota DPRD DKI Jakarta pada 1971 hingga menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat selama dua periode sejak 1997 sampai 2004. Setelahnya, ia aktif di Majelis Ulama Indonesia dan pada akhirnya ditunjuk oleh Joko Widodo untuk mendampinginya pada Pemilu Presiden 2019 dengan didukung oleh Koalisi Indonesia Kerja.[2] Selain itu ia juga merupakan tokoh senior organisasi Nahdlatul Ulama sebagai Rais 'Aam sejak 2015, dan menjadi Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama sejak ia mencalonkan diri sebagai Wakil Presiden 2019.[3]