Malcolm X | |
---|---|
Lahir | Malcolm Little 19 Mei 1925 Omaha, Nebraska, Amerika Serikat |
Meninggal | 21 Februari 1965 New York City, New York, Amerika Serikat | (umur 39)
Sebab meninggal | Dibunuh |
Makam | Pemakaman Ferncliff |
Nama lain | El-Hajj Malik El-Shabazz |
Organisasi | Nation of Islam, Muslim Mosque, Inc., Organization Persatuan Afrika-Amerika |
Gerakan politik | Nasionalisme kulit hitam, Pan-Afrikanisme |
Suami/istri | Betty Shabazz (m. 1958) |
Anak | Attallah Shabazz Qubilah Shabazz Ilyasah Shabazz Gamilah Lumumba Shabazz Malikah Shabazz Malaak Shabazz |
Orang tua | Earl Little, Louise Norton Little |
Tanda tangan | |
| |
Malcolm X (lahir dengan nama Malcolm Little; kemudian el-Hajj Malik el-Shabazz (bahasa Arab: الحاجّ مالك الشباز)[1] 19 Mei 1925 – 21 Februari 1965) adalah seorang tokoh Muslim Afrika-Amerika dan aktivis hak asasi manusia. Bagi para pengagumnya, ia adalah seorang yang berani memperjuangkan hak-hak kulit hitam. Para penentangnya menuduhnya mengajarkan rasialisme, supremasi kulit hitam, dan kekerasan. Ia dikenang sebagai salah satu orang Afrika-Amerika terhebat dan paling berpengaruh dalam sejarah.
Ayah Malcolm X tewas dibunuh oleh para pendukung supremasi kulit putih ketika ia masih anak-anak, dan setidaknya salah satu dari pamannya tewas dalam kondisi lynching. Ketika ia berusia tiga belas tahun, ibunya dikirim di rumah sakit jiwa, dan dia ditempatkan di beberapa panti asuhan. Pada tahun 1946, pada usia 20, ia dijebloskan ke penjara karena membobol masuk sejumlah gedung dan mencuri.
Di penjara, Malcolm X menjadi anggota Nation of Islam dan setelah pembebasan bersyaratnya pada tahun 1952, ia dengan cepat naik menjadi salah satu pemimpin organisasi tersebut. Selama belasan tahun Malcolm X adalah cerminan dari kelompok yang kontroversial itu, namun kekecewaannya terhadap ketua Nation of Islam, Elijah Muhammad membuatnya meninggalkan organisasi tersebut pada Maret 1964.
Setelah perjalanannya mengunjungi negara-negara di Afrika dan Timur Tengah, ia kembali ke Amerika Serikat, di mana ia mendirikan Muslim Mosque, Inc. dan Organisasi Persatuan Afro-Amerika. Pada bulan Februari 1965, kurang dari setahun setelah meninggalkan Nation of Islam, dia dibunuh oleh tiga orang anggota kelompok tersebut.
Keyakinan Malcolm berubah secara substansial dari waktu ke waktu. Sebagai juru bicara Nation of Islam, ia mengajarkan supremasi kulit hitam dan memperjuangkan pemisahan kulit hitam dan putih, berbeda dengan penekanan gerakan hak-hak sipil yang lebih cenderung kepada integrasi antara warga kulit putih dan hitam.