Maluku | |
---|---|
Julukan: The Spice Island | |
Motto: Siwalima (Ambon) Milik bersama | |
Negara | Indonesia |
Dasar hukum pendirian | UU RI No. 20 Tahun 1958 |
Hari jadi | 19 Agustus 1945[a] |
Ibu kota | Kota Ambon |
Kota besar lainnya | Kota Tual |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Gubernur | Sadali Ie (Pj.) |
• Wakil Gubernur | lowong |
• Sekretaris Daerah | Sadali Ie |
• Ketua DPRD | Benhur George Watubun |
Luas | |
• Total | 46.914,03 km2 (18,113,61 sq mi) |
Ketinggian tertinggi | 3.027 m (9,931 ft) |
Populasi | |
• Total | 1.925.301 |
• Peringkat | 28 |
• Kepadatan | 41/km2 (110/sq mi) |
Demonim |
|
Demografi | |
• Agama | |
• Bahasa | Indonesia (resmi), Melayu Ambon (bahasa daerah utama) |
• IPM | 70,94 (2023) tinggi[3] |
Zona waktu | UTC+09:00 (WIT) |
Kode pos | 971xx-976xx |
Kode area telepon | Daftar
|
Kode ISO 3166 | ID-MA |
Pelat kendaraan | DE |
Kode Kemendagri | 81 |
Kode BPS | 81 |
DAU | Rp 1.721.885.692.000,00 (2020)[4] |
Lagu daerah |
|
Rumah adat | Baileo |
Senjata tradisional |
|
Flora resmi | Anggrek larat |
Fauna resmi | Nuri-raja ambon |
Situs web | www |
Maluku adalah sebuah provinsi di Indonesia. Ibu kota provinsi ini terletak di Kota Ambon, yang juga merupakan kota terbesar di provinsi ini. Provinsi ini meliputi bagian selatan Kepulauan Maluku. Provinsi ini berbatasan dengan Laut Seram di bagian utara, Samudra Hindia dan Laut Arafura di bagian selatan, Pulau Papua di bagian timur, dan Pulau Sulawesi di bagian barat.[5] Provinsi Maluku berada di urutan ke-28 provinsi menurut jumlah penduduk di Indonesia, pada pertengahan tahun 2024, populasi provinsi Maluku berjumlah 1.925.301 jiwa.[2][6][7]
Sebelum masa penjajahan, wilayah Maluku menjadi poros perdagangan rempah dunia dengan cengkih dan pala sebagai barang dagangan utama. Hal ini membuat Maluku dijuluki sebagai "Kepulauan Rempah" hingga hari ini. Rakyat Maluku berdagang dengan para pedagang dari berbagai daerah di Nusantara maupun mancanegara seperti pedagang-pedagang Tionghoa, Arab, dan Eropa. Kekayaan rempah ini pun menjadi daya tarik bangsa-bangsa Eropa yang pada akhirnya menguasai Maluku, dimulai oleh Portugis dan terakhir Hindia Belanda.[8]
Sejarah Maluku sebagai satu kesatuan dimulai dari pembentukan tiga kegubernuran oleh Perusahaan Hindia Timur Belanda pada abad ke-18, yaitu Ambon, Kepulauan Banda, dan Kota Ternate yang disatukan oleh Hindia Belanda pada awal abad ke-19 dalam satu nama, yaitu Maluku. Setelah masa penjajahan, Maluku tetap dipertahankan seutuhnya sebagai provinsi sebelum Provinsi Maluku Utara dimekarkan menjadi provinsi sendiri pada akhir abad ke-20.[9]
Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref>
untuk kelompok bernama "lower-alpha", tapi tidak ditemukan tag <references group="lower-alpha"/>
yang berkaitan