Mario Draghi OMRI GColIH BVO (Italia: [ˈmaːrjo ˈdraːɡi]; lahir 3 September 1947) adalah seorang ekonom, bankir sentral dan politikus asal Italia, yang menjabat sebagai Perdana Menteri Italia sejak 13 Februari 2021.[1][2] Sebelumnya, ia menjabat sebagai Presiden Bank Sentral Eropa dari tahun 2011 hingga 2019. Draghi juga pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Stabilitas Keuangan dari 2009 hingga 2011 dan Gubernur Bank Italia dari 2005 hingga 2011.[3]
Setelah karier yang panjang sebagai ekonom akademis di Italia, Draghi bekerja untuk Bank Dunia di Washington, D.C. selama tahun 1980-an, dan pada tahun 1991 kembali ke Roma untuk menjadi Direktur Jenderal Perbendaharaan di Kementerian Ekonomi dan Keuangan Italia. Ia meninggalkan jabatan itu setelah satu dekade untuk bergabung dengan Goldman Sachs, ia tetap di sana sampai pengangkatannya sebagai Gubernur Bank Italia pada tahun 2006. Masa jabatannya sebagai Gubernur bertepatan dengan Resesi Hebat 2008, dan di tengah-tengah masa jabatannya tersebut ia terpilih untuk menjadi Ketua pertama Dewan Stabilitas Keuangan, penentu standar global yang menggantikan Forum Stabilitas Keuangan, dan yang bertanggung jawab kepada G20.
Ia meninggalkan kedua jabatan tersebut setelah dicalonkan oleh Dewan Eropa pada tahun 2011 untuk menjabat sebagai Presiden Bank Sentral Eropa. Ia memimpin lembaga tersebut selama krisis Zona Euro, dan menjadi terkenal di seluruh Eropa karena mengatakan bahwa ia akan siap untuk melakukan "apapun yang diperlukan" untuk mencegah kejatuhan Euro.[4] Pada tahun 2014, Draghi terdaftar oleh majalah Forbes sebagai orang berpengaruh kedelapan di dunia. Pada tahun 2015, majalah Fortune menempatkannya sebagai "pemimpin terbesar kedua" di dunia.[5] Pada Mei 2019, Paul Krugman menggambarkannya sebagai "gubernur bank sentral terbesar pada zaman modern."[6]
Pada 3 Februari 2021, di tengah pandemi COVID-19, Draghi diundang oleh Presiden Italia Sergio Mattarella untuk membentuk pemerintahan baru, menyusul pengunduran diri Giuseppe Conte.[7][8] Setelah negosiasi yang sukses dengan partai-partai termasuk Lega Nord, Gerakan Bintang Lima dan Partai Demokrat, Draghi pun akhirnya dilantik sebagai Perdana Menteri pada 13 Februari.[9]