Neo-Ortodoksi adalah nama bagi gerakan dalam aliran Kristen Protestan pada awal abad ke-20 yang amat mempengaruhi kekristenan pada waktu itu. Salah satu tokoh utama dari gerakan ini adalah Karl Barth, terutama lewat buku yang ditulisnya Church Dogmatics.[1] Teolog lain yang terkemuka dari gerakan ini adalah Emil Brunner. Gerakan ini muncul sebagai respons negatif terhadap aliran liberalisme yang sebelumnya mendominasi kekristenan.[1] Aliran ini pertama-tama berkembang di Eropa lalu mulai mempengaruhi teologi di Amerika Utara pada tahun 1930-an lewat tulisan-tulisan Reinhold Niebuhr.[1]