Ilustrasi manusia Paleo-Indian yang berburu glyptodontidae |
Paleo-Indian, Paleoindian, atau Paleoamerika adalah suatu klasifikasi yang diberikan kepada manusia pertama yang masuk dan menghuni benua Amerika pada periode akhir zaman glasial hingga periode akhir zaman Pleistosen . Awalan "paleo-" berasal dari bahasa Yunani ; kata sifat palaios (παλαιός), berarti "tua" atau "kuno". Istilah "Paleo-Indian" berlaku khusus untuk periode Litik di belahan bumi bagian Barat dan berbeda dengan istilah "Paleolitik".[1]
Bukti-bukti sejarah menunjukkan bahwa, predator-predator hewan besar menyeberangi Selat Bering dari Eurasia kemudian ke Amerika Utara melalui daratan dan jembatan es (Beringia), yang terbentuk antara tahun 45,000–12,000 SM. Kelompok pemburu-pengumpul kecil yang terisolasi, bermigrasi bersama kawanan hewan herbivora besar jauh ke Alaska. Dari kurun tahun 16.500 -13.500 SM, menjelang periode akhir zaman es, kawasan tanpa es membentang di sepanjang pantai Pasifik hinga lembah Amerika Utara.[2] Hal ini kemudian memungkinkan hewan-hewan, lalu diikuti oleh manusia, untuk bermigrasi ke bagian selatan dari benua Amerika. Manusia-manusia awal ini diyakini pergi dengan berjalan kaki atau menggunakan perahu primitif menyusuri garis pantai. Kurun waktu pertama dan rute pasti dari pendudukan Dunia Baru (Benua Amerika) oleh manusia masih menjadi perdebatan yang berlangsung hingga kini.[3]
Perkakas batu, terutama yang memiliki ujung tajam atau yang berupa pengeruk, adalah bukti utama dari aktivitas awal manusia di Benua Amerika. Perkakas-perkakas dari batu yang dipipihkan merupakan media yang digunakan oleh para arkeolog dan ahli antropologi untuk mengklasifikasikan periode dari kebudayaan manusia pada zaman batu .[4] Bukti-bukti Ilmiah mengaitkan penduduk Asli Amerika terhadap manusia yang sebelumnya tinggal di Asia, khususnya daerah timur Siberia. Penduduk asli Benua Amerika dikaitkan dengan masyarakat Siberia oleh faktor-faktor linguistik, distribusi golongan darah, dan komposisi genetik seperti yang ditunjukan oleh data-data molekuler, seperti DNA.[5] Terdapat bukti setidaknya terjadi dua migrasi terpisah.[6] Antara 8000-7000 SM (10,000–9,000 BP) iklim yang stabil, menyebabkan kenaikan populasi dan kemajuan teknologi, yang berimplikasi pada perubahan gaya hidup menjadi lebih baik.
Archaeological evidence, in fact, recognizes that people started to leave Beringia for the New World around 40,000 years ago, but rapid expansion into North America didn't occur until about 15,000 years ago, when the ice had literally brokenpage 2 Error in webarchive template: Check
|url=
value. Empty.