Biografi | |
---|---|
Kelahiran | 1852 Buntok Baru |
Kematian | 5 Oktober 1905 (52/53 tahun) Banjarmasin |
Tempat pemakaman | Kompleks Makam Pangeran Antasari Galat: Kedua parameter tahun harus terisi! |
Data pribadi | |
Agama | Islam |
Kegiatan | |
Pekerjaan | panglima perang |
Batur bin Barui (lahir di Buntok Baru, Barito Utara, Kalimantan Tengah pada tahun 1852 - meninggal di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, 5 Oktober 1905 pada umur 53 tahun)[1] adalah seorang panglima suku Dayak Bakumpai[2] dalam Perang Banjar yang berlangsung di pedalaman Barito, sering disebut Perang Barito, sebagai kelanjutan dari Perang Banjar. Panglima Batur adalah salah seorang Panglima yang setia pada Sultan Muhammad Seman. Panglima Batur seorang Panglima dari suku Dayak yang telah beragama Islam berasal dari daerah Buntok Kecil, 40 Km di udik Muara Teweh.[3][4][5][6]
Gelar Panglima khusus untuk daerah suku-suku Dayak pada masa itu menunjukkan pangkat dengan tugas sebagai kepala yang mengatur keamanan dan mempunyai pasukan sebagai anak buahnya. Seorang panglima adalah orang yang paling pemberani, cerdik, berpengaruh dan biasanya kebal.