Paus sirip
| |
---|---|
Balaenoptera physalus | |
Perbandingan besar dengan manusia | |
Status konservasi | |
Rentan | |
IUCN | 2478 |
Taksonomi | |
Kelas | Mammalia |
Ordo | Artiodactyla |
Superfamili | Balaenopteroidea |
Famili | Balaenopteridae |
Genus | Balaenoptera |
Spesies | Balaenoptera physalus (Linnaeus, 1758) |
Tata nama | |
Protonim | Balaena physalus |
Distribusi | |
Paus sirip atau paus bersirip (Balaenoptera physalus) adalah mamalia laut yang masuk kedalam subordo paus balin. Paus, yang memiliki panjang hampir sepanjang 27 meter,[1] adalah paus terbesar kedua dan binatang terbesar kedua di dunia setelah paus biru.[1]
Paus sirip adalah paus yang berpostur panjang dan langsing. Tubuh paus sirip berwarna abu-abu kecoklatan tetapi bagian permukaan bawah lebih terang. Terdapat 2 subspesies: paus sirip utara di Atlantik utara dan paus sirip Antartika di samudra daerah selatan. Paus ini dapat ditemui di semua samudra utama dunia, dari daerah kutub sampai lautan tropis. Paus ini tidak dapat ditemui di perairan ber-es seperti di Kutub Utara dan Kutub Selatan. Paus ini juga tidak dapat ditemui di perairan kecil yang jauh dari samudra terbuka. Populasi terbesar paus ini ditemukan di perairan hangat dan dingin.[2] Makanan paus ini adalah ikan, cumi-cumi dan crustacea, termasuk mysidacea dan krill.
Sama seperti semua paus besar lainnya, paus sirip diburu selama abad ke-20 dan kini merupakan spesies terancam. Komisi Perpausan Internasional (IWC) mengeluarkan larangan perburuan paus ini,[3] tetapi Islandia dan Jepang tetap menyatakan keinginannya untuk melakukan perburuan. Beberapa masalah yang cukup mengganggu pemulihan populasi spesies ini antara lain kematian yang disebabkan tubrukan dengan kapal dan polusi suara oleh manusia.