Pedro Santana | |
---|---|
Presiden Republik Dominika | |
Masa jabatan 14 November 1844 – 4 Agustus 1848 | |
Wakil Presiden | Tidak ada |
Pengganti Dewan Sekretaris Negara | |
Masa jabatan 30 Mei 1849 – 23 September 1849 | |
Masa jabatan 15 Februari 1853 – 26 Mei 1856 | |
Wakil Presiden | Felipe Benicio Alfau Bustamante (1853) Manuel de Regla Mota (1853-1856) |
Masa jabatan 31 Agustus 1858 – 18 Maret 1861 | |
Wakil Presiden | Benigno Filomeno de Rojas (1858-1861) |
Gubernur Jenderal Santo Domingo | |
Masa jabatan 18 Maret 1861 – 20 Juli 1862 | |
Pendahulu Dirinya sendiri sebagai presiden Pengganti Felipe Ribero | |
Informasi pribadi | |
Lahir | Hincha, Santo Domingo (kini Hinche, Haiti) | 29 Juni 1801
Meninggal | 14 Juni 1864 Santo Domingo, Santo Domingo (kini Santo Domingo, Republik Dominika) | (umur 62)
Kebangsaan | Dominican, Spanish |
Suami/istri | Micaela Antonia del Rivero Ana Zorrilla |
Tempat tinggal | Hato de El Prado, Provinsi El Seibo |
Sunting kotak info • L • B |
Pedro Santana y Familias, Marquesado de Las Carreras (29 Juni 1801 – 14 Juni 1864), lebih dikenal dengan julukan Pedro Santana, adalah seorang panglima militer dan politikus Republik Dominika yang pernah menjabat sebagai presiden junta yang membentuk Republik Pertama (Republik Dominika), dan juga sebagai Presiden Republik Dominika yang pertama.
Santana mendukung pemberontakan Dominika melawan kekuasaan Haiti dan berperan sebagai jenderal selama Perang Kemerdekaan Dominika (1844-1856). Namun, ia adalah seorang royalis yang mendukung Monarki Spanyol. Tidak seperti lawan-lawan politiknya yang ingin mendirikan sebuah negara merdeka, Santana hendak menyatukan kembali Hispaniola dengan Imperium Spanyol. Maka ia menjadi sosok yang berperan dalam membentuk Capitanía General de Santo Domingo yang tunduk kepada Spanyol dan ia kemudian berkuasa sebagai gubernur jenderal. Ia mengasingkan dan memenjarakan sejumlah tokoh separatis dan nasionalis yang sebelumnya pernah menjadi rekannya pada masa perang kemerdekaan. Namun, akibat tekanan dari kelompok oposisi yang tengah merencanakan kudeta, ia terpaksa mengundurkan diri dari jabatannya. Ia wafat pada saat meletusnya Perang Restorasi Dominika yang kembali mengantarkan Dominika pada kemerdekaannya.