Pemasaran berjenjang

Struktur pohon biner pemasaran berjenjang. Individu dengan warna biru (upline) akan menerima kompensasi dari penjualan anggota downline (merah).

Pemasaran berjenjang (bahasa Inggris: multi-level marketing, MLM) adalah strategi pemasaran di mana tenaga penjual (sales) tidak hanya mendapatkan kompensasi atas penjualan yang mereka hasilkan, tetapi juga atas hasil penjualan sales lain yang mereka rekrut. Tenaga penjual yang direkrut tersebut dikenal dengan anggota "downline".[1] Istilah lain yang digunakan untuk MLM adalah penjualan piramida,[2][3][4][5][6] pemasaran jaringan,[5][6][7] dan pemasaran berantai. MLM menjadi salah satu metode menjual produk perusahaan dengan menggunakan inovasi di bidang pemasaran dan distribusi, MLM berkaitan dengan bagaimana dapat menjual suatu produk dengan lebih efisien ke pasar. Andrias Harefa menyatakan bahwa MLM dapat memotong biaya pemasaran dan distribusi yang besarnya sekitar 60% dari harga jual dm memberikannya kepada distributor independen dari perusahaan MLM yang ditentukan dengan suatu sistem berjenjang. MLM mencoba untuk memasarkan suatu produk melalui distribusi dengan banyak tingkatan (multi level distribution). Konsep distribusi ini sudah lazirn digunakan oleh perusahaan-perusahaan di besar dunia. Bentuk distribusi yang dilakukan adalah melalui downline, yaitu memanfaatkan pribadi-pribadi sebagai jalur distribusi, sehingga perusahaan tidak lagi memikirkan biaya operasional jalur distribusi yang biasanya mecapai 40% sarnpai dengan 60% dari harga suatu produk.[8]

Menurut Komisi Perdagangan Federal Amerika Serikat, beberapa perusahaan yang menggunakan sistem pemasaran berjenjang telah mengeksploitasi anggota jaringan mereka dan tidak sesuai dengan skema piramida.[9][10][11] Berdasarkan laporan survei terhadap model bisnis di 350 perusahaan MLM yang tercantum pada website Komisi Perdagangan Federal Amerika Serikat, setidaknya 99% orang yang bergabung dengan perusahaan MLM mengalami kerugian.[12][13] Walaupun begitu, MLM berjalan karena peserta downline didorong untuk berpegang pada keyakinan bahwa mereka dapat mencapai pengembalian yang besar, sementara ketidakmungkinan statistik dibuat kabur. MLM sudah ilegal atau diatur secara ketat di beberapa wilayah hukum sehingga dianggap hanya sebagai variasi dari skema piramida tradisional, termasuk di daratan Cina.[14][15]

Pada umumnya, tenaga penjual menjual produk perusahaan secara langsung kepada konsumen yang merupakan orang terdekat atau melalui pemasaran dari mulut-ke-mulut.[1] Beberapa pihak menggunakan istilah penjualan langsung sebagai sinonim untuk MLM, meskipun pada kenyataannya MLM hanyalah salah satu bentuk dari penjualan langsung.[1][7][16]

Perusahaan yang menggunakan model MLM untuk menjual produk mereka sering kali menjadi sasaran kritik dan tuntutan hukum. Kritik terutama sekali ditujukan pada kegiatannya yang menyalahgunakan atau tidak sesuai dengan skema piramida, penetapan harga produk, biaya masuk awal yang tinggi, lebih mementingkan perekrutan anggota baru ketimbang penjualan produk, pemaksaan anggota baru untuk membeli dan menggunakan produk perusahaan, pemanfaatan hubungan pribadi sebagai target penjualan ataupun target perekrutan, skema pembagian kompensasi yang kompleks, antusiasme dan teknik berlebihan yang diterapkan untuk menjual atau merekrut anggota baru, serta metode perekrutan yang kebanyakan bersifat 'memperdaya'; hanya menjelaskan keuntungan tanpa menjelaskan kerugian bergabung dengan MLM kepada anggota baru.[17]

  1. ^ a b c Xardel, Dominique (1993). The Direct Selling Revolution. Understanding the Growth of the Amway Corporation. Blackwell Publishing. hlm. 1–4. ISBN 978-0-631-19229-9. 
  2. ^ Edwards, Paul (1997). Franchising & licensing: two powerful ways to grow your business in any economy. Tarcher. hlm. 356. ISBN 0-87477-898-0. 
  3. ^ Clegg, Brian (2000). The invisible customer: strategies for successive customer service down the wire. Kogan Page. hlm. 112. ISBN 0-7494-3144-X. 
  4. ^ Higgs, Philip; Smith, Jane (2007). Rethinking Our World. Juta Academic. hlm. 30. ISBN 0-7021-7255-3. 
  5. ^ a b Kitching, Trevor (2001). Purchasing scams and how to avoid them. Gower Publishing Company. hlm. 4. ISBN 0-566-08281-0. 
  6. ^ a b Mendelsohn, Martin (2004). The guide to franchising. Cengage Learning Business Press. hlm. 36. ISBN 1-84480-162-4. 
  7. ^ a b Vander Nat, Peter J.; Keep, William W. (2002). "Marketing Fraud: An Approach for Differentiating Multilevel Marketing from Pyramid Schemes". Journal of Public Policy & Marketing. 21 (1): 139–15. doi:10.1509/jppm.21.1.139.17603. 
  8. ^ "DSpace Home". dspace.uii.ac.id. Diakses tanggal 2021-07-01. 
  9. ^ "The Bottom Line About Multilevel Marketing Plans and Pyramid Schemes" (PDF). FTC. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2012-05-08. Diakses tanggal 2014-11-07. Not all multilevel marketing plans are legitimate. Some are pyramid schemes. 
  10. ^ "Multilevel Marketing". FTC. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-04-03. Diakses tanggal 2014-11-07. 
  11. ^ "Multilevel Marketing". FTC, Bureau of Consumer Protection. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-03-26. Diakses tanggal 2014-11-07. 
  12. ^ "The Perils Of Multi-Level Marketing Programs". www.tpr.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-04-12. 
  13. ^ Johnson, Nicole. "Legging company, LuLaRoe accused of misleading consultants". www.valleynewslive.com (dalam bahasa english). Diakses tanggal 2020-04-12. 
  14. ^ O’Regan, Stephen (September 12, 2017). "Multi-Level Marketing: China Isn't Buying It". China Briefing. Diakses tanggal 13 April 2020. 
  15. ^ "禁止传销条例(国务院令第444号)". www.gov.cn. Diakses tanggal 2020-04-12. 
  16. ^ "Pyramid Schemes". FTC. May 13, 1998. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-06-23. Diakses tanggal 2009-06-24. 
  17. ^ "Multilevel Marketing Plans". FTC Consumer Alert. November 1996. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-05-09. Diakses tanggal 2008-05-07. 

From Wikipedia, the free encyclopedia · View on Wikipedia

Developed by Tubidy