Pendarahan gastrointestinal

Pendarahan gastrointestinal
(Gastrointestinal bleeding)
Tes positif darah feses tersembunyi
Informasi umum
Nama lainGastrointestinal hemorrhage, GI bleed
SpesialisasiGastroenterology Sunting ini di Wikidata
Tipeperdarahan gastrointestinal atas, perdarahan gastrointestinal bawah[1]
PenyebabAtas: penyakit tukak lambung, varises esofagus karena hati sirosis, kanker[2]
Bawah: wasir, kanker, penyakit radang usus[1]
Aspek klinis
Gejala dan tandamuntah darah merah, muntah darah hitam, tinja berdarah, tinja warna hitam, kelelahan[3]
Komplikasianemia kekurangan zat besi, nyeri dada terkait jantung[3]
DiagnosisRiwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik, tes darah[3]
Perawatan cairan intravena, transfusi darah, endoskopi[4][5]
PengobatanPenghambat pompa proton, oktreotida, antibiotik[5][6]
Prognosis~15% risiko kematian[3][7]
PrevalensiAtas: 100 per 100,000 orang dewasa setiap tahun[8]
Bawah: 25 per 100,000 orang dewasa setiap tahun [1]

Pendarahan Gastrointestinal atau Pendarahan Saluran Pencernaan (GI) (bahasa Inggris: Gastrointestinal bleeding ("GI bleed") dan gastrointestinal hemorrhage ("GIB"), ialah semua bentuk atau jenis pendarahan pada saluran pencernaan manusia (saluran gastrointestinal), mulai dari mulut hingga rektum.[9] Jika mengalami kehilangan darah yang cukup banyak dalam waktu singkat, maka akan muncul gejala muntah darah merah, muntah darah hitam, feses berdarah, atau juga feses berwarna hitam.[3]Bagi penderita yang mengalami pendarahan dalam jumlah sedikit tetapi berlangsung lama, maka itu akan mengakibatkan terjadinya anemia kekurangan zat besi sehingga menimbulkan rasa kelelahan dan juga ada rasa nyeri dada terkait jantung.[3] Gejala lainnya yang bisa saja terjadi ialah sakit perut, sesak napas, kulit pucat, atau juga pingsan.[3][9] Pada penderita yang mengalami pendarahan sedikit dan bersifat sementara, cenderung gejala-gejala tersebut tidak akan muncul.[3]

Perdarahan ini dapat dibedakan menjadi dua tipe utama, yaitu perdarahan gastrointestinal atas dan perdarahan gastrointestinal bawah.[1] Untuk pendarahan bagian atas disebabkan oleh penyakit tukak lambung, varises esofagus karena adanya hati sirosis dan kanker.[2] Sementara untuk pendarahan bawah disebabkan oleh wasir, kanker, danjuga penyakit radang usus.[1] Mendiagnosa penyakit ini perlu dilakukan pengecekan riwayat kesehatan medis pasien, kemudian pemeriksaan fisik, dan melakukan tes darah.[3] Untuk menemukan posisi pendarahan pada saluran pencernaan atas dan bawah, perlu dilakukan endoskopi, dan pencitraan medis dapat diterpakan untuk kasus yang belum jelas.[3]

Pengobatan awal bisa fokus pada resusitasi yaitu cairan intravena dan juga transfusi darah.[4] Namun, melakukan transfusi darah kurang dianjurkan kecuali hemoglobin pasien kurang dari 70 atau 80 g/L.[7][10] Perawatan dengan melakukan [[penghambat pompa proton], oktreotida, dan pemberian antibiotik bisa dilakukan untuk kasus tertentu.[5][6][11] Apabila berbagai pengobatan yang dilakukan tidak efekti, maka pasien bisa diberikan balon esofagus, karena dapat diduga bahwa pasien mengidap varises esofagus (pembengkakan pada esofagus atau kerongkongan).[1] Melakukan Endoskopi esofagus, lambung, dan duodenum atau endoskopi usus besar direkomendasikan dalam 24 jam dan memungkinkan adanya pengobatan serta diagnosa.[4]

Perdarahan saluran pencernaan atas lebih sering terjadi dibandingkan perdarahan saluran pencernaan bawah.[1] Kasus pendarahaan GI atas dapat terjadi kepada 50 hingga 150 per 100,000 orang dewasa setiap tahunnya.[8] Sementara untuk kasus pendarahan GI bawah rata-rata terjadi kepada 20 hingga 30 per 100,000 orang dewasa setiap tahunnya.[1] Di Amerika Serikat, pendarahan ini mengakibatkan sekitar 300.000 pasien per tahun masuk rumah sakit.[3] Dan risiko kematian mencapai 5% hingga 30%.[3][7]

  1. ^ a b c d e f g h Westhoff, John (March 2004). "Gastrointestinal Bleeding: An Evidence-Based ED Approach To Risk Stratification". Emergency Medicine Practice. 6 (3). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-07-22. Diakses tanggal 27 November 2020. 
  2. ^ a b van Leerdam, ME (2008). "Epidemiology of acute upper gastrointestinal bleeding". Best Practice & Research. Clinical Gastroenterology. 22 (2): 209–24. doi:10.1016/j.bpg.2007.10.011. PMID 18346679. 
  3. ^ a b c d e f g h i j k l Kim, BS; Li, BT; Engel, A; Samra, JS; Clarke, S; Norton, ID; Li, AE (15 November 2014). "Diagnosis of gastrointestinal bleeding: A practical guide for clinicians". World Journal of Gastrointestinal Pathophysiology. 5 (4): 467–78. doi:10.4291/wjgp.v5.i4.467. PMC 4231512alt=Dapat diakses gratis. PMID 25400991. 
  4. ^ a b c Jairath, V; Barkun, AN (October 2011). "The overall approach to the management of upper gastrointestinal bleeding". Gastrointestinal Endoscopy Clinics of North America. 21 (4): 657–70. doi:10.1016/j.giec.2011.07.001. PMID 21944416. 
  5. ^ a b c Chavez-Tapia, NC; Barrientos-Gutierrez, T; Tellez-Avila, F; Soares-Weiser, K; Mendez-Sanchez, N; Gluud, C; Uribe, M (September 2011). "Meta-analysis: antibiotic prophylaxis for cirrhotic patients with upper gastrointestinal bleeding–an updated Cochrane review". Alimentary Pharmacology & Therapeutics. 34 (5): 509–18. doi:10.1111/j.1365-2036.2011.04746.x. PMID 21707680. 
  6. ^ a b Leontiadis, GI; Sreedharan, A; Dorward, S; Barton, P; Delaney, B; Howden, CW; Orhewere, M; Gisbert, J; Sharma, VK; Rostom, A; Moayyedi, P; Forman, D (December 2007). "Systematic reviews of the clinical effectiveness and cost-effectiveness of proton pump inhibitors in acute upper gastrointestinal bleeding". Health Technology Assessment (Winchester, England). 11 (51): iii–iv, 1–164. doi:10.3310/hta11510alt=Dapat diakses gratis. PMID 18021578. 
  7. ^ a b c Wang, J; Bao, YX; Bai, M; Zhang, YG; Xu, WD; Qi, XS (28 October 2013). "Restrictive vs liberal transfusion for upper gastrointestinal bleeding: a meta-analysis of randomized controlled trials". World Journal of Gastroenterology. 19 (40): 6919–27. doi:10.3748/wjg.v19.i40.6919. PMC 3812494alt=Dapat diakses gratis. PMID 24187470. 
  8. ^ a b Jairath, V; Hearnshaw, S; Brunskill, SJ; Doree, C; Hopewell, S; Hyde, C; Travis, S; Murphy, MF (2010-09-08). Jairath, Vipul, ed. "Red cell transfusion for the management of upper gastrointestinal haemorrhage". Cochrane Database of Systematic Reviews (9): CD006613. doi:10.1002/14651858.CD006613.pub3. PMID 20824851. 
  9. ^ a b "Bleeding in the Digestive Tract". The National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. September 17, 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 November 2020. Diakses tanggal 6 March 2015. 
  10. ^ Salpeter, SR; Buckley, JS; Chatterjee, S (February 2014). "Impact of more restrictive blood transfusion strategies on clinical outcomes: a meta-analysis and systematic review". The American Journal of Medicine. 127 (2): 124–131.e3. doi:10.1016/j.amjmed.2013.09.017. PMID 24331453. 
  11. ^ Cat, TB; Liu-DeRyke, X (September 2010). "Medical management of variceal hemorrhage". Critical Care Nursing Clinics of North America. 22 (3): 381–93. doi:10.1016/j.ccell.2010.02.004. PMID 20691388. 

From Wikipedia, the free encyclopedia · View on Wikipedia

Developed by Tubidy