artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Penembakan Nogolait | |
---|---|
Bagian dari Konflik Papua | |
Lokasi | Kampung Nogolait, Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua |
Tanggal | 16 Juli 2022 |
Jenis serangan | Penembakan massal |
Korban tewas | 11 |
Korban luka | 2 |
Pelaku | Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat |
Penembakan Nogolait merupakan sebuah peristiwa penembakan massal yang terjadi pada Sabtu pagi pukul 09.15 WIT 16 Juli 2022, di Kampung Nogolait, Kabupaten Nduga, Papua, yang dipimpin oleh Egianus Kogoya dan rekannya, Armi Tabuni.[1][2] Keduanya memimpin 50 orang dengan 40 pucuk senjata api.[2] Diduga insiden ini dilakukan oleh 21 anggota KKB, dan berawal saat seorang anggota KKB membawa pisau memasuki kios milik warga dan diikuti oleh 20 orang anggota KKB yang datang kemudian. Awalnya ada 5 orang laki-laki dan 2 orang perempuan yang keluar, tapi kemudian 2 orang yang tadi kembali disuruh masuk kios dan 5 orang sebelumnya ditembak mati. Kelompok tersebut melanjutkan aksi teror kejinya dengan cara memberhentikan satu truk yang membawa 5 warga sipil di depan kios. Di situ, para warga yang berada di atas truk itu diduga ditembaki peluru hingga tewas ditempat.[3]
Pada Minggu 17 Juli 2022, polisi mengadakan olah tempat kejadian perkara dan diketahui ada 3 lokasi penyerangan. Kemudian diketahui ada satu unit truk dan satu mobil di jalan Trans Papua Kenyam-Batas Batu yang diserang. Mayoritas korban adalah pekerja-pekerja dari Kenyam ke Batas Batu, dan beberapa lainnya adalah korban-korban di kios. Setelah melakukan penyerangan, para pelaku melarikan diri ke hutan.[2]
Di Kenyam, telah ditetapkan siaga satu dan personel Satgas Penegakan Hukum Damai Cartenz telah diterjunkan untuk menghadapi kelompok tersebut.[1] Delapan korban penembakan di atas akan diterbangkan melalui Timika untuk selanjutnya dimakamkan di kampung halamannya. Delapan jenazah itu diterbangkan menggunakan pesawat Lion Air dengan tujuan Makassar dan Nusa Tenggara Timur, masing-masing tiga jenazah dan lainnya diterbangkan ke Medan dan Palu.[4] Situasi di Kenyam kemudian diketahui berangsur aman.[2]
Di antara korban pembantaian ini adalah seorang ustadz, seorang pendeta, dan sopir Bupati Nduga.[5][6]
Dukungan agar Polri mengadakan penegakan hukum juga datang dari Komnas HAM dan Koordinator Subkomisi Pemajuan HAM Komnas HAM Beka Ulung Hapsara akan mendampingi aparat dalam penegakan tersebut. Dukungan juga datang dari Wakil FKUB Papua, Leo Laba Ladjar agar aparat penegak hukum lebih serius dalam menghentikan distribusi amunisi dan senjata api ke KKB.[2]
Penembakan ini menambah panjang daftar penembakan yang dilakukan oleh KKB sejak 1 Januari hingga 16 Juli 2022 yang berjumlah 45 kasus di sejumlah tempat di Papua.[1]