Peringatan: Halaman yang menggunakan Templat:Infobox medical condition (new) dengan parameter yang tidak diketahui "ICD9" (pesan ini hanya ditampilkan dalam pratinjau).
Peringatan: Halaman yang menggunakan Templat:Infobox medical condition (new) dengan parameter yang tidak diketahui "MedlinePlus" (pesan ini hanya ditampilkan dalam pratinjau).
Peringatan: Halaman yang menggunakan Templat:Infobox medical condition (new) dengan parameter yang tidak diketahui "MeshID" (pesan ini hanya ditampilkan dalam pratinjau).
Peringatan: Halaman yang menggunakan Templat:Infobox medical condition (new) dengan parameter yang tidak diketahui "eMedicineTopic" (pesan ini hanya ditampilkan dalam pratinjau).
Peringatan: Halaman yang menggunakan Templat:Infobox medical condition (new) dengan parameter yang tidak diketahui "eMedicineSubj" (pesan ini hanya ditampilkan dalam pratinjau).
Peringatan: Halaman yang menggunakan Templat:Infobox medical condition (new) dengan parameter yang tidak diketahui "ICD10" (pesan ini hanya ditampilkan dalam pratinjau).
Peringatan: Halaman yang menggunakan Templat:Infobox medical condition (new) dengan parameter yang tidak diketahui "Name" (pesan ini hanya ditampilkan dalam pratinjau).
Peringatan: Halaman yang menggunakan Templat:Infobox medical condition (new) dengan parameter yang tidak diketahui "DiseasesDB" (pesan ini hanya ditampilkan dalam pratinjau).
Peringatan: Halaman yang menggunakan Templat:Infobox medical condition (new) dengan parameter yang tidak diketahui "Field" (pesan ini hanya ditampilkan dalam pratinjau).
Pengguguran kandungan atau aborsi (bahasa Latin: abortus) adalah berakhirnya kehamilan dengan dikeluarkannya janin (fetus) atau embrio sebelum memiliki kemampuan untuk bertahan hidup di luar rahim, sehingga mengakibatkan kematiannya.[note 1] Aborsi yang terjadi secara spontan disebut juga "keguguran". Aborsi yang dilakukan secara sengaja sering kali disebut "aborsi induksi" atau "abortus provokatus". Kata aborsi umumnya hanya digunakan dalam pengertian abortus provokatus. Prosedur serupa yang dilakukan setelah janin berpotensi untuk bertahan hidup di luar rahim juga dikenal dengan sebutan "aborsi tahap akhir".[1]
Dikatakan bahwa aborsi di negara-negara maju, yang mengizinkannya merupakan salah satu prosedur medis yang paling aman dalam bidang kedokteran.[2][3] Metode-metode modern memanfaatkan obat atau bedah dalam pelaksanaan aborsi.[4] Obat mifepriston dikombinasikan dengan prostaglandin kemungkinan sama aman dan efektifnya dengan bedah selama trimester pertama dan kedua kehamilan.[4][5]Pengaturan kelahiran, seperti pil atau alat intrauterin, mungkin saja digunakan segera setelah aborsi.[5] Dilaporkan bahwa abortus provokatus, jika dilakukan secara aman dan legal, tidak meningkatkan risiko terkait masalah fisik ataupun mental pada jangka panjang.[6] Sebaliknya, aborsi yang tidak aman mengakibatkan 47.000 kematian dan 5 juta kasus perawatan di rumah sakit setiap tahunnya.[6][7]Organisasi Kesehatan Dunia merekomendasikan tersedianya aborsi yang aman dan legal bagi semua wanita.[8]
Sekitar 56 juta aborsi terjadi setiap tahunnya di seluruh dunia,[9] dengan hampir setengahnya dilakukan secara tidak aman.[10] Angka atau tingkat aborsi hanya berubah sedikit antara tahun 2003 dan 2008,[10] setelah sebelumnya mengalami penurunan selama setidaknya dua dasawarsa karena meningkatnya akses atas pengendalian kelahiran dan keluarga berencana.[11] Pada tahun 2008, 40% wanita di seluruh dunia memiliki akses untuk melakukan aborsi secara legal tanpa batasan tertentu sebagai alasan.[12] Setiap negara yang mengizinkan aborsi memiliki batasan berbeda mengenai seberapa terlambat aborsi kehamilan diperbolehkan.[12]
Sejak zaman kuno, aborsi telah dilakukan dengan menggunakan obat-obatan herbal, benda-benda tajam, dengan paksaan, atau juga metode-metode tradisional lainnya.[13] Terdapat perbedaan hukum aborsi dan pandangan agama ataupun budaya di seluruh dunia. Di beberapa wilayah hukum, aborsi dilegalkan dalam kasus tertentu seperti pemerkosaan, masalah pada janin, kemiskinan, risiko pada kesehatan sang ibu, ataupun inses.[14] Di berbagai daerah di dunia terjadi banyak perdebatan terkait isu moral, etika, dan hukum dalam hal aborsi.[15][16] Mereka yang menentang aborsi umumnya bersikukuh bahwa embrio ataupun janin adalah seorang pribadi manusia dengan hak untuk hidup dan mereka menyamakan aborsi dengan suatu pembunuhan.[17][18] Sedangkan mereka yang mendukung legalitas aborsi umumnya berpandangan bahwa seorang wanita memiliki hak untuk mengambil keputusan atas tubuhnya sendiri.[19]
Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref> untuk kelompok bernama "note", tapi tidak ditemukan tag <references group="note"/> yang berkaitan
^Raymond, EG; Grossman, D; Weaver, MA; Toti, S; Winikoff, B (November 2014). "Mortality of induced abortion, other outpatient surgical procedures and common activities in the United States". Contraception. 90 (5): 476–479. doi:10.1016/j.contraception.2014.07.012. PMID25152259.
^ abKulier, R; Kapp, N; Gülmezoglu, AM; Hofmeyr, GJ; Cheng, L; Campana, A (9 November 2011). "Medical methods for first trimester abortion". Cochrane Database of Systematic Reviews (11): CD002855. doi:10.1002/14651858.CD002855.pub4. PMID22071804.
^Sedgh, Gilda; Bearak, Jonathan; Singh, Susheela; Bankole, Akinrinola; Popinchalk, Anna; Ganatra, Bela; Rossier, Clémentine; Gerdts, Caitlin; Tunçalp, Özge; Johnson, Brooke Ronald; Johnston, Heidi Bart; Alkema, Leontine (May 2016). "Abortion incidence between 1990 and 2014: global, regional, and subregional levels and trends". The Lancet. doi:10.1016/S0140-6736(16)30380-4.
^ abSedgh, G.; Singh, S.; Shah, I. H.; Åhman, E.; Henshaw, S. K.; Bankole, A. (2012). "Induced abortion: Incidence and trends worldwide from 1995 to 2008"(PDF). The Lancet. 379 (9816): 625–632. doi:10.1016/S0140-6736(11)61786-8. PMID22264435. Diarsipkan(PDF) dari versi asli tanggal 2012-02-06. Diakses tanggal 2017-01-10. Because few of the abortion estimates were based on studies of random samples of women, and because we did not use a model-based approach to estimate abortion incidence, it was not possible to compute confidence intervals based on standard errors around the estimates. Drawing on the information available on the accuracy and precision of abortion estimates that were used to develop the subregional, regional, and worldwide rates, we computed intervals of certainty around these rates (webappendix). We computed wider intervals for unsafe abortion rates than for safe abortion rates. The basis for these intervals included published and unpublished assessments of abortion reporting in countries with liberal laws, recently published studies of national unsafe abortion, and high and low estimates of the numbers of unsafe abortion developed by WHO.
^ abCulwell KR, Vekemans M, de Silva U, Hurwitz M (July 2010). "Critical gaps in universal access to reproductive health: Contraception and prevention of unsafe abortion". International Journal of Gynecology & Obstetrics. 110: S13–16. doi:10.1016/j.ijgo.2010.04.003. PMID20451196.
^Nixon, edited by Frederick Adolf Paola, Robert Walker, Lois LaCivita (2010). Medical ethics and humanities. Sudbury, Mass.: Jones and Bartlett Publishers. hlm. 249. ISBN9780763760632. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-10. Diakses tanggal 2017-01-10.Pemeliharaan CS1: Teks tambahan: authors list (link)
^Johnstone, Megan-Jane (2009). Bioethics a nursing perspective (edisi ke-5th). Sydney, N.S.W.: Churchill Livingstone/Elsevier. hlm. 228. ISBN9780729578738. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-10. Diakses tanggal 2017-01-10. Although abortion has been legal in many countries for several decades now, its moral permissibilities continues to be the subject of heated public debate.