Intervensi Belanda di Bali (1849) | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Raja Buleleng membunuh dirinya bersama 400 pengikutnya, pada puputan tahun 1849 melawan Belanda. Le Petit Journal, 1849. | |||||||
| |||||||
Pihak terlibat | |||||||
Netherlands Lombok |
Buleleng Jembrana Klungkung | ||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||
Andreas Victor Michiels † |
Gusti Ngurah Made Karangasem † I Gusti Ketut Jelantik † | ||||||
Kekuatan | |||||||
100 kapal 3,000 pelaut 5,000 prajurit yang terlatih | 33,000 penduduk laki-laki | ||||||
Korban | |||||||
34 | sekitar 1.000 |
Perang Bali III (dikenal juga dengan Perang Kusamba) adalah intervensi militer Belanda yang utama di Selatan Bali, menyusul dua intervensi yang gagal, Perang Bali I dan Perang Bali II. Belanda menggunakan intervensi militer ini sebagai dalih klaim penyelamatan Bali atas hak tawan karang, yang merupakan kebiasaan rakyat Bali, tetapi tidak dapat diterima berdasarkan hukum internasional.[1]