Perang Irak | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Perang Melawan Teror | |||||||
Searah jarum jam dari atas: Pasukan AS di tempat persembunyian Uday dan Qusay Hussein; pemberontak di Irak utara; penggulingan patung Saddam Hussein di Firdos Square | |||||||
| |||||||
Pihak terlibat | |||||||
2003 : 2003–2011 : Negara Islam Irak |
2003 : 2003–2011 : Republik Irak Amerika Serikat Britania Raya Kanada Polandia Australia Selandia Baru Georgia Korea Selatan Kurdistan Irak NATO | ||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||
Saddam Hussein Abu Ayyub al-Masri † Abu Omar al-Baghdadi † Abu Musab al-Zarqawi † Muqtada al-Sadr Akram al-Kaabi Izzat Ibrahim al-Douri |
Nouri al-Maliki Abboud Qanbar Hadi al-Amiri Fadhil Barwari Barack Obama George W. Bush Donald Rumsfeld Tommy Franks David D. McKiernan James Mattis Martin Dempsey Tony Blair Gordon Brown David Cameron Brian Burridge James Dutton Andy Salmon John Howard Kevin Rudd Julia Gillard Peter Cosgrove Steve Gilmore Aleksander Kwaśniewski Lech Kaczyński Bronisław Komorowski Mieczysław Cieniuch Massoud Barzani Ahmed Chalabi | ||||||
Kekuatan | |||||||
Irak (era Saddam) 650.000 pasukan reguler Pasukan Sunni 60.000 pasukan Tentara Mahdi 25.000 pasukan[2] Negara Islam Irak 1.000+ pasukan al Qaeda 1.300+ pasukan[3] |
Koalisi 520.000 pasukan (2003) 176.000 pasukan (2010) Kontraktor ~48.000 Kurdi 70.000 pasukan Tentara Irak 200.000+ pasukan Polisi Irak 140.000 Polisi | ||||||
Korban | |||||||
Militer Irak tewas : (era Saddam) 6.370–7.600 Tewas[4][5] Pasukan Irak terluka : Tidak bisa dipastikan.[6][7] Pemberontak : 26,544+ Tewas |
Pasukan Irak Baru tewas: Pasukan Irak Baru terluka : Koalisi tewas : 26,000 (termasuk 22.032 Amerika Serikat, 891+ Britania Raya, 3.963+ kontaktor):[9][11][12][13][14] | ||||||
*Total tewas (seluruh Irak) Tewas karena perang atau kriminal (seluruh Irak) 43.850-48.693[18][19] | |||||||
*Total tewas (seluruh Irak) termasuk kematian karena kriminal, kerusakan infrastruktur, buruknya kesehatan, dll.[18] Untuk informasi lebih lanjut, perkiraan korban, dan penjelasan tentang variasi angka, lihat Korban konflik Irak sejak 2003 |
Perang Irak (tahun 2003–2011), yang dikenal juga dengan istilah Pendudukan Irak,[20][21] Perang Teluk III,[22] atau, oleh Amerika Serikat, Operasi Pembebasan Irak,[23] dimulai dengan invasi Irak pada tahun 2003. Okupasi yang kemudian dilakukan oleh pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat dan Britania Raya mengakibatkan berlanjutnya peperangan antara para pemberontak dengan pasukan koalisi. Tentara Baru Irak lalu dibentuk untuk menggantikan tentara lama Irak setelah dibubarkan oleh koalisi, dan diharapkan tentara baru ini akan mengambil alih tugas-tugas koalisi setelah mereka pergi dari Irak.
Sebelum invansi dilaksanakan, pemerintah Amerika Serikat dan Britania Raya menuduh Irak sedang berusaha membuat senjata pemusnah massal yang mengancam kemanan nasional mereka, koalisi, dan sekutu regional. Pada tahun 2002, Dewan Keamanan PBB mengeluarkan Resolusi 1441 yang mewajibkan Irak untuk bekerjasama sepenuhnya dengan inspektur senjata PBB guna membuktikan bahwa Irak tidak berada dalam suatu usaha membuat senjata pemusnah massal. Hans Blix, pemimpin dari tim inspeksi senjata yang dikirim, mengatakan bahwa tidak ditemukan senjata pemusnah massal dan Irak telah bekerja sama dengan aktif, akan tetapi, di bawah ketentuan-ketentuan tertentu dan penundaan-penundaan.
Di antara peperangan yang terjadi antara para pasukan Irak, koalisi, dan tentara baru Irak, perang saudara antar kelompok mayoritas Syi'ah dan minoritas Sunni masih berlanjut sampai sekarang.[24] Sebab dan akibat terjadinya perang ini sampai kini masih kontroversial.[15][18][25]
Pada tanggal 15 Desember 2011, Perang Irak dinyatakan berakhir, ditandai dengan pernyataan penutupan misi militer pasukan Amerika Serikat di Irak oleh Menteri Pertahanan Amerika Serikat Leon Panetta.[26]
Sebelum invasi Irak yang memulainya perang Irak, Barack Obama mengkritik bahwa invasi Irak adalah: "perang bodoh; perang gegabah; perang yang tidak didasarkan pada alasan, tetapi pada nafsu; bukan pada prinsip, tapi pada politik."[27][28][29]
Invasi ini dilakukan dengan alasan yang jelas untuk menemukan senjata pemusnah massal dan membebaskan rakyat irak dari kekejian pemerintah Saddam husein