Perang Williamite–Jacobite di Irlandia | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Perang Aliansi Besar | |||||||
Pertempuran Boyne digambarkan oleh Jan Wyck. | |||||||
| |||||||
Pihak terlibat | |||||||
Williamite: Inggris Skotlandia Republik Belanda Protestan Irlandia dan bala bantuan dari negara lainnya |
Jacobite Inggris dan Irlandia Prancis | ||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||
William III/II Frederick Schomberg Godert de Ginkell |
Raja James II Richard Talbot Patrick Sarsfield Duc de Lauzun | ||||||
Kekuatan | |||||||
~44,000[1] | ~39,000[1] |
Perang Williamite di Irlandia (1688–1691)—bahasa Irlandia: Cogadh an Dá Rí,[2][3][4] artinya "perang dua raja"—adalah sebuah konflik antara Jacobite (para pendukung Raja Katolik James II dari Inggris dan Irlandia, VII dari Skotlandia) dan Williamite (para pendukung Pangeran Protestan Belanda William dari Orange) atas kekuasaan Kerajaan Inggris, Kerajaan Skotlandia dan Kerajaan Irlandia. Perang tersebut juga disebut Perang Jacobite di Irlandia atau Perang Williamite–Jacobite di Irlandia.
Sebab perang tersebut adalah pelengseran James dari jabatan Raja Tiga Kerajaan dalam "Revolusi Glorious" tahun 1688. James didukung oleh sebagian besar "Jacobite" Katolik di Irlandia dan berharap agar menggunakan negara tersebut sebagai basis untuk merebut kembali Tiga Kerajaan-nya. Ia diberi dukungan militer oleh Prancis pada akhirnya. Untuk alasan ini, perang tersebut menjadi bagian dari konflik besar Eropa yang dikenal sebagai Perang Sembilan Tahun (atau Perang Aliansi Besar]]. Beberapa Protestan dari Gereja Irlandia juga berpihak pada Raja James.[5][6]
James ditentang di Irlandia oleh sebagian besar Protestan "Williamite", yang terkonsentrasi di utara negara tersebut. William mendaratkan pasukan multi-nasional di Irlandia, yang terdiri dari pasukan Inggris, Skotlandia, Belanda, Denmar, dan lain-lain, untuk meredam pemberontakan Jacobite. James meninggalkan Irlandia setelah membalasnya di Pertempuran Boyne pada 1690 dan Jacobit Irlandia akhirnya kalah setelah Pertempuran Aughrim pada 1691.
William mengalahkan Jacobitisme di Irlandia dan kemudian kebangkitan Jacobite terjadi di Skotlandia dan Inggris. Namun perang tersebut berdampak akhir di Irlandia, yang mengkonfirmasikan kekuasaan Inggris dan Protestan atas negara tersebut selama lebih dari dua abad. Kemenangan Williamite yang ikonik dari Pengepungan Derry dan Pertempuran Boyne masih dirayakan oleh (sebagian besar Protestan Ulster) unionis di Irlandia pada masa sekarang.