Percobaan pada hewan

Tikus putih sering digunakan untuk uji coba hewan.

Percobaan pada hewan (bahasa Inggris: animal testing) merupakan kegiatan yang melibatkan hewan sebagai objek dari percobaan. Beberapa istilah yang berkaitan dengan uji coba hewan antara lain eksperimen pada hewan, penelitian pada hewan, uji coba in-vivo dan vivisection. Uji coba hewan dilakukan pada penelitian dasar dan terapan (biomedis), pengujian obat-obatan, pengujian zat-zat biologis, serta bertujuan sebagai sarana pendidikan.[1] Hewan yang dapat dijadikan sebagai objek pengujian adalah hewan yang bebas dari mikroorganisme patogen, memiliki reaksi imunitas yang baik, kepekaan pada suatu penyakit, dan performa atau anatomi tubuh hewan percobaan dikaitkan dengan sistem genetiknya. Hewan yang banyak digunakan pada percobaan ialah mencit (Mus musculus) sekitar 40%, tikus putih (Rattus norvegicus), kelinci (Oryclolagus cunucilus), hamster, dan primata.[1][2]

Terdapat konsep 3Rs yaitu replacement (penggantian), reduction (pengurangan), dan refinement (perbaikan) sebagai parameter penggunaan hewan dalam penelitian.[1] Uji coba pada hewan perlu dilakukan sesuai etik antara lain cara memperoleh hewan percobaan, transportasi, perkandangan, kondisi lingkungan, makanan, perawatan, pengawasan oleh dokter hewan, dan teknik pelaksanaan uji coba dengan anastesi agar tidak menimbulkan rasa nyeri.[3]

  1. ^ a b c Popa V. I., Lascar I., Valcu M., Ioana Teona Sebe, Caraban B., Arina Cristiana Margina (2015). "Bioethics in animal experimentation". ARS Medica Tomitana. 4 (21): 169–177. 
  2. ^ Intan Tolistiawaty, Junus Widjaja, Phetisya Pamela F. Sumolang, Octaviani (2014). "Gambaran Kesehatan pada Mencit (Mus musculus) di Instalasi Hewan Coba". Vektor Penyakit. 8 (1): 27–32. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-09-10. Diakses tanggal 2019-11-28. 
  3. ^ Hanafiah, M. Jusuf (1999). Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. Jakarta: EGC. hlm. 116–117. ISBN 979-448-459-8. 

From Wikipedia, the free encyclopedia · View on Wikipedia

Developed by razib.in