Persembahan curahan

Relief upacara persembahan curahan kepada dewi tumbuh-tumbuhan (sekitar tahun 2500 SM) ditemukan di situs Girsu, koleksi Museum Louvre
Imam Romawi berkudung toga memegang patera dengan sikap tubuh seakan-akan sedang menumpahkan persembahan curahan, patung perunggu mini dari kurun waktu abad ke-2 sampai abad ke-3 M
Dukun Buryat melaksanakan upacara persembahan curahan

Persembahan curahan adalah penumpahan cairan atau biji-bijian, misalnya beras, secara khidmat dalam suatu upacara sebagai persembahan kepada dewata atau makhluk halus, atau untuk mengenang orang yang sudah wafat. Persembahan curahan merupakan amalan lumrah di dalam agama-agama purba, bahkan masih diamalkan berbagai kelompok budaya dewasa ini.

Sarana persembahan curahan dapat berwujud berbagai macam benda, yang paling lazim adalah anggur atau minuman keras jenis lain, minyak zaitun, madu, dan minyak samin di India. Wadah-wadah yang dipakai dalam upacara persembahan curahan, antara lain patera, sering kali dibuat lebih istimewa bentuknya, sehingga terbedakan dari wadah-wadah biasa untuk keperluan sehari-hari. Persembahan curahan dapat dituangkan ke atas benda yang memiliki signifikansi keagamaan, misalnya mezbah, dan dapat pula ditumpahkan ke tanah.

Di Asia Timur, pencurahan sesaji beras ke air mengalir melambangkan pelepasan dari karma dan kekuatan jahat.


From Wikipedia, the free encyclopedia · View on Wikipedia

Developed by razib.in