Platipus | |
---|---|
Klasifikasi ilmiah | |
Domain: | Eukaryota |
Kerajaan: | Animalia |
Filum: | Chordata |
Kelas: | Mammalia |
Ordo: | Monotremata |
Famili: | Ornithorhynchidae |
Genus: | Ornithorhynchus Blumenbach, 1800 |
Spesies: | O. anatinus
|
Nama binomial | |
Ornithorhynchus anatinus (Shaw, 1799)
| |
Sebaran platipus (merah – habitat asli, kuning – diperkenalkan) | |
Sinonim[2] | |
|
Platipus (Ornithorhynchus anatinus)[3] adalah mamalia semi-akuatik yang bertelur dan endemik di Australia timur, termasuk Tasmania. Platipus adalah satu-satunya perwakilan hidup atau takson monotipik dari famili-nya (Ornithorhynchidae) dan genus (Ornithorhynchus), meskipun sejumlah spesies terkait dengannya juga muncul dalam catatan fosil.
Bersama dengan empat spesies nokdiak, platipus adalah salah satu dari lima spesies monotremata yang masih ada, yakni mamalia yang bertelur dan bukan melahirkan anak. Seperti monotreme lainnya, ia merasakan mangsa melalui elektrolokasi. Platipus adalah salah satu dari sedikit spesies mamalia ber-bisa, di mana platipus jantan memiliki taji di belakang kakinya yang mampu menghantarkan bisa, yang dapat menyebabkan rasa sakit yang parah pada manusia. Penampilan yang tidak biasa dari mamalia bertelur ini, yang memiliki paruh seperti bebek, ekor seperti biwara, dan kaki seperti berang-berang ini membingungkan para naturalis Eropa ketika pertama kali menemukannya, dan para ilmuwan pertama yang memeriksa tubuh platipus yang diawetkan (pada tahun 1799) menilainya palsu, mengatakannya terbuat dari beberapa hewan yang dijahit menjadi satu.
Fitur unik platipus menjadikannya subjek penting dalam studi biologi evolusi, dan simbol ikonik Australia yang mudah dikenali. Platipus secara budaya bermakna signifikan bagi beberapa suku Aborigin Australia, yang dulunya juga kerap berburu hewan ini untuk dimakan. Platipus muncul sebagai maskot pada acara nasional dan ditampilkan pada bagian belakang koin dua puluh sen Australia, platipus juga merupakan lambang hewan negara bagian New South Wales. Hingga awal abad ke-20, manusia memburu platipus untuk diambil kulitnya, tetapi sekarang platipus dilindungi di seluruh wilayah persebarannya. Meskipun program penangkaran hanya memiliki keberhasilan yang terbatas, dan platipus rentan terhadap efek polusi, namun ia tidak berada di bawah ancaman langsung.
Per tahun 2020, platipus adalah spesies yang dilindungi secara hukum di semua negara bagian di mana ia berada. Platipus terdaftar sebagai spesies yang terancam punah di Australia Selatan dan rentan di Victoria. Spesies ini diklasifikasikan sebagai spesies yang hampir terancam punah oleh IUCN, tetapi laporan pada November 2020 merekomendasikan agar spesies ini ditingkatkan statusnya menjadi spesies terancam punah di bawah Undang-Undang EPBC federal, karena kerusakan habitat dan penurunan jumlahnya di semua negara bagian Australia.