Porselen atau gerabah beling adalah bahan keramik yang dibuat dengan pemanasan. Porselen pada umumnya terbuat dari kaolin yang kemudian ditanur dengan suhu antara 1.200 dan 1.400 °C (2.190 dan 2.550 °F). Tingkat ketahanan, kekuatan, dan sifat tembus pandang dari porselen muncul terutama dari vitrifikasi dan pembentukan mineral mullite pada suhu yang sangat tinggi.
Porselen mula-mula berkembang di Tiongkok dan akhirnya muncul di beberapa tempat sekitar 2.000 dan 1.200 tahun yang lalu, perlahan-lahan menyebar ke negara negara Asia Timur lainnya, Eropa dan kemudian di seluruh dunia. Porselen biasanya sudah dianggap sebagai jenis tembikar yang paling sering dipakai karena keindahan, ketahanan, dan warna putihnya. Porselen menggabungkan glasir dan cat dengan baik, dan sangat mudah untuk dibentuk. Hal ini memungkinkan adanya banyak macam dekorasi meja yang berbentuk kapal dan patung-patung. Porselen juga memiliki banyak kegunaan dalam teknologi dan industri.
Nama porselen di Eropa dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Italia porcellana (kewuk) karena kemiripannya dengan permukaan tembus dari cangkang kerangnya.[1] Porselen juga disebut sebagai tembikar Tiongkok (fine china) di beberapa negara-negara berbahasa Inggris, karena pertama kali terlihat diimpor dari Tiongkok.[2] Sifat-sifat bahan porselen antara lain ketelapan dan kelentingan rendah, kekuatan bahan yang tinggi, keras, andal, putih, lejas, dapat beresonansi, ketahanan yang tinggi terhadap serangan kimia dan mudah pecah ketika dalam suhu yang tidak menentu (thermal shock).